Tag: Adat

10 Tempat Terbaik Menyaksikan Tarian Adat Bali Tahun 2023

Tarian Adat Bali

Siapa sih yang tidak terpukau dengan potensi pariwisata di Bali? Pulau Dewata memang menyajikan hamparan pemandangan alam yang membuat pengunjungnya terpana. Mulai dari Pantai Kuta hingga Gunung Batur, bentangan alam Bali selalu menyediakan tempat untuk dijelajahi.

Bukan hanya pesona wisata alam dan bahari, kawasan wisata internasional ini juga diberkahi dengan budaya unik dan menakjubkan. Seni yang diwariskan dari generasi ke generasi tak lekang oleh zaman. Saat berkunjung ke sini, kamu akan menyaksikan penduduk setempat masih nyaman dengan pakaian adatnya yang didominasi warna putih. Kuliner khas Bali pun tak boleh dilewatkan, seperti nasi jinggo, bebek betutu, bebek bengil dan sate lilit.

Tak lupa pula, wisatawan domestik maupun mancanegara kerap menyempatkan waktu selama liburan untuk menyaksikan pertunjukan tari. Tarian adat Bali sangat beragam, seperti tari kecak dan tari barong. Pementasan tari kerap dilakukan di pura atau pusat seni budaya tertentu. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah daftar tempat terbaik untuk menyaksikan pementasan Tarian adat Bali, ya.

Tempat Terbaik Menyaksikan Tarian adat Bali

1. Pura Uluwatu

tari kecak bali - tarian adat bali
Image by Steffen Zimmermann from Pixabay

Destinasi wisata ini merupakan tempat favorit untuk menonton tari Kecak di Bali. Berupa amfiteater terbuka, warga setempat dari Desa Pecatu siap menghipnotis dengan tarian tradisionalnya. Pura ini telah eksis sejak tahun 1999 dan sukses menjadi sorotan dunia internasional karena pertunjukan rutinnya.

Penampilan tari kecak kerap dimulai saat menjelang matahari terbenam. Makanya suasana akan terasa lebih spesial karena pemandangan sunset Bali akan menemani selama pagelaran. Apalagi pura ini dibangun di atas tebing yang menghadap Samudera Hindia. Maka suara deburan ombak akan melengkapi nuansa magis dari suara penari yang menggema. Tempat pertunjukan serupa opera dengan kapasitas 500 orang ini juga berada di tengah alam yang damai. Pengunjung dapat menyaksikan kera berkeliaran selama pertunjukan. Untuk mendapatkan tiket pertunjukan Tarian adat bali yaitu tari Kecak, pengunjung pura bisa membelinya di loket, ya.

2. Garuda Wisnu Kencana

menyaksikan tarian adat bali
Photo by @tamaralofty_ via Instagram

Monumen dengan patung Garuda Wisnu Kencana memang menjadi tujuan populer kalau ke Bali. Kamu bisa menyaksikan megahnya patung Dewa Wisnu dengan kendaraannya, yaitu Garuda. Tak hanya itu, kompleks Garuda Wisnu Kencana juga dijadikan sebagai pusat budaya Bali. Pertunjukan tradisional yang kerap dipertontonkan adalah tari kecak dan tari barong. Jadwal lengkap terkait penampilan seni budaya di Garuda Wisnu Kencana bisa kamu akses di situs resminya. Pastinya kamu akan merasakan pengalaman unik saat menyaksikan tarian adat Bali di sini, deh.

3. Tugu Hotel

Pertunjukan tari dan musik Bali kuno bisa kamu saksikan secara khusus di Tugu Hotel. Tempat ini berada di pusat Canggu dan menjadi pilihan menarik untuk menikmati hidangan dengan suasana kental Bali. Bahkan, koleksi antik berupa artefak Bali banyak dipajang di Tugu Hotel.

Tak ketinggalan, kamu bisa menyaksikan tarian adat Bali yang sudah berusia satu abad lengkap dengan iring-iringan musik gamelan. Pertunjukan tersebut rutin digelar setiap Kamis yang dimulai pada pukul 19.30. tarian dipentaskan di panggung arsitektur kuno setinggi 15 meter bernama Bale Agung. Uniknya lagi, panggung megah tersebut berada di bawah ukiran patung Garuda tertua.

4. Tanah Lot

tari kecak - tarian adat bali
Photo by Den on Unsplash

Sebagai destinasi wisata, Tanah Lot memang tak pernah sepi dari wisatawan. Memiliki pura di tengah laut, tempat ini menawarkan pengalaman menarik bagi pengunjungnya. Jadi, jangan lewatkan untuk menyeberang ke pura yang berada di atas batu karang besar tersebut kalau air laut surut. Belum lagi, Tanah Lot juga merupakan tempat pertunjukan tari kecak yang patut didatangi., tepatnya di Taman Budaya Surya Mandala. Pengunjung bisa menonton tarian tradisional tersebut dengan pemandangan senja khas Bali yang kemerah-merahan saat langit sedang cerah. Tentunya pilihan yang sangat tepat untuk menutup hari setelah puas berkeliling kawasan Tanah Lot, deh.

5. Sari Wisata Budaya

Panggung Sari Wisata Budaya berlokasi di Desa Suwung yang terletak di antara Kuta dan Sanur. Jadi, ini adalah tempat yang bisa kamu kunjungi di sela-sela agenda bersantai di pantai. Panggung semi terbuka yang dikelola secara pribadi ini kerap menampilkan pertunjukan tari Barong dan tari Keris Bali. Setiap harinya, panggung ini mempersembahkan penampilan tarian yang terinspirasi dari kisah Calonarang, diwakili oleh karakter utama yaitu Barong dan Rangda, tari ini mengandung pesan berkaitan dengan kekuatan baik dan jahat. Pengunjung pun dipastikan akan terpana dengan orkestra gamelan dan kostum penari yang tampak memukau. Adapun pertunjukan tarian di Sari Wisata Budaya dilakukan selama satu jam dimulai pada pukul 09.30.

6. Ubud Royal Palace

ubud royal palace - tarian khas bali
Image by jacekim74 from Pixabay

Ubud Royal Palace yang juga dikenal sebagai Puri Saren merupakan tempat pertunjukan tarian tradisional yang berada di jantung Desa Ubud. Tepatnya, Ubud Royal Palace terletak di persimpangan Jl. Monkey Forest dan Jl. Raya Ubud. Saat ini, puri tersebut ditempati oleh keturunan raja terakhir Ubud yang masih berperan penting dalam komunitas lokal. Kalau kamu sedang berada di pusat seni dan budaya Bali ini, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan tari Legong di halaman puri. Pementasan tarian biasanya dilakukan hampir setiap malam, lho.

7. Museum Arma Ubud

museum arma ubud bali
Photo by @anna_rismayuni via Instagram

Selain di Puri Saren, Ubud masih menyimpan tempat pertunjukan tarian tradisional lainnya. Wisatawan dapat berkunjung ke panggung terbuka di Museum Arma untuk menyaksikan berbagai penampilan tari. Museum ini biasanya mementaskan tari Topeng, tari Legong, dan sejumlah pertunjukan drama khas Bali. Oh ya, tari Legong dulunya hanya dipersembahkan untuk tamu agung ataupun anggota kerajaan. Beruntung deh, kamu bisa menyaksikannya tanpa harus menyandang status tersebut dengan berkunjung ke Museum Arma. Untuk menyaksikannya, panggung di museum ini terbuka bagi pengunjung sejak pukul 19.30 setiap hari Minggu. Tapi, kecuali di malam bulan purnama atau bulan baru, ya.

8. Desa Batubulan

desa batubulan
Photo by @bagus_andreas via Instagram

Kalau ingin menyaksikan beragam tarian adat Bali, berkunjung ke Desa Batubulan merupakan pilihan yang tidak akan disesali. Desa ini sangat digemari pecinta pertunjukan budaya khas Bali karena merupakan salah satu kawasan utamanya. Jika tertarik menonton tari Barong, Teater Jambe Budaya di Batubulan adalah tempatnya.

Pengaturan panggungnya pun sangat modern dengan dipenuhi karpet dan pencahayaan serta sistem audio canggih. Sementara itu, tari Kecak, tari Jegog, dan tari Legong juga bisa disaksikan di sejumlah pusat budaya Batubulan. Selain pementasan tari adat Bali, pengunjung pun dapat menyaksikan keahlian seniman pemahat patung Batu Bulan.

9. Pasar Senggol

Berlokasi di jantung hotel Grand Hyatt Bali, Nusa Dua, Pasar Senggol tak boleh diabaikan begitu saja. Kawasan ini terkenal sebagai pusat kegiatan malam utama di resor dengan menampilkan pameran kerajinan Bali. Sebagai cerminan ribuan pura di Pulau Dewata, Pasar Senggol juga menawarkan pertunjukan budaya Bali pada malam hari. Mulai dari tari Kecak hingga Ramayana dapat disaksikan saat berkunjung ke sini. Penampilan keren itu pun bisa kamu nikmati sembari menyantap hidangan makan malam yang lezat, ya.

10. Bali Agung Show (Teater Bali)

Tak ketinggalan, Teater Bali merupakan destinasi wisata yang wajib masuk dalam itinerary. Penampilan teatrikal ini menggabungkan legenda Bali, koreografi apik, pakaian khas, komposisi musik dramatis, dan tata cahaya dengan teknologi mutakhir. Perpaduan antara tarian tradisional dan modern menyatu dengan dinamis yang mengisahkan kisah romantis antara Raja Bali, Sri Jayapangus, dengan Putri Raja dari Tiongkok, Kang Ching We. Narasi bahasa Inggris pun disediakan selama teater berlangsung sehingga wisatawan mancanegara dapat memahami alur teater.

Banyak sekali, kan, pilihan untuk menyaksikan kekhasan budaya Bali yang memukau. Untuk bisa menonton pertunjukan tarian tradisional tersebut, buruan cek situs Tripcetera dan dapatkan tiket pesawat murah ke Bali, ya. Tak hanya itu, beragam pilihan paket wisata dan Hotel Murah di Bali juga bisa kamu dapatkan hanya di Tripcetera.

Asal-usul & Sejarah Rumah Adat Minangkabau

Rumah Gadang

Kalau jalan-jalan ke Sumatera Barat, pasti akan menemukan perbedaan mencolok dari sisi arsitektur bangunannya. Ya, masyarakat Minangkabau memang memiliki rumah khas yang disebut Rumah Gadang.

Rumah Gadang memiliki desain unik sehingga menambah kekayaan dan keunikan budaya Indonesia. Rumah adat minangkabau ini menjadi makin terkenal lagi setelah perantau mempopulerkan atap Rumah Gadang pada rumah makan Padang yang tersebar di berbagai kota-kota besar.

Nah, penasaran apa saja fakta menarik seputar Rumah adat minangkabau ini? Berikut ini pembahasannya.

Rumah Gadang Minangkabau

Asal Usul Rumah Gadang

Asal Usul Rumah Gadang
Gambar oleh realyusra dari Pixabay

Rumah Gadang berasal dari Provinsi Sumatera Barat yang merupakan rumah adat khas Minangkabau.

Seperti warisan budaya lainnya, Rumah Gadang pun memiliki legenda dan maknanya tersendiri. Bagian paling mencolok dari rumah gadang adalah atapnya yang berbentuk tanduk runcing. Kabarnya sih, bentuk tanduk kerbau tersebut merupakan simbol kemenangan adu kerbau raja Minangkabau melawan kerbau raja di Jawa. Sejak saat itu, tanduk kerbau menjadi penanda kejayaan Minangkabau.

Selain cerita tersebut, versi lain menyebutkan kalau atap berbentuk tanduk di Rumah adat minangkabau ini terinspirasi dari bentuk kapal “Lancang” yang melintasi Sungai Kampar. Saat tiba di muara sungai, kapal diangkat ke daratan dan diberikan atap dengan menggunakan tiang layar yang diikat dengan tali.

Namun karena bebannya berat, maka tiang pun menjadi miring dan melengkung yang serupa dengan gojong (bagian lancip di atap Rumah Gadang). Nah, akhirnya, kapal pun berubah fungsi menjadi Rumah Gadang yang kini menjadi kediaman bagi orang-orang Minang.

Arsitektur Rumah Gadang

Arsitektur Rumah Gadang
Photo by @maulana_panca17 via Instagram

Pernah melihat uang koin Rp100 keluaran Bank Indonesia yang menampilkan Rumah Gadang? Kalau diperhatikan, rumah khas Minang itu memang punya desain rumah minimalis dan arsitektur yang luar biasa, ya. Bentuknya segi empat dan tidak simetris dengan desain yang agak miring ke luar. Bentuk yang tidak tegak lurus itu ternyata karena kondisi alam wilayah Sumatera Barat yang sebagian besar merupakan dataran tinggi dan rendah.

Baca Juga : Danau Toba: 8 Destinasi Terbaik Sekitar Danau Purba Indonesia

Selain itu, atap yang melengkung runcing dan lancip juga berfungsi untuk menahan curah hujan yang tinggi sehingga tidak membebani bangunan, lho. Rumah Gadang juga ditopang tiang kayu yang bertumpu di atas batu datar yang lebar. Ketinggiannya bisa mencapai 2 meter, jadi penghuni bisa aman dari serangan hewan buas yang mengancam pada masa lampau. Inspiratif, ya kan?

Ukiran Ornamen Rumah Gadang

Ornamen Rumah gadang
Photo by @_aromsky via Instagram

Selain arsitekturnya yang penuh dengan nilai fungsional, Rumah Gadang juga tampak begitu menawan dengan dipenuhi ukiran ornamen berbagai motif. Memang, tembok bagian depan rumah biasanya terbuat dari papan yang disusun secara vertikal dan memiliki ukiran indah.

Beragam motif menghiasi rumah khas ini, mulai dari akar, bunga, daun, bidang empat persegi, hingga pola melingkar yang saling bertautan. Perpaduan ornamen dan desain arsitektur yang menakjubkan menjadikan rumah Gadang sebagai karya budaya yang megah dengan keindahan tradisional tiada tara.

Desain Rumah Gadang

Desain Anti Gempa
Photo by @estlestari via Instagram

Sebagai daerah rawan Gempa, Sumatera Barat memang membutuhkan desain arsitektur khusus agar meminimalisir dampak bencana. Karena itulah, Rumah Gadang dibangun dengan ditopang tiang-tiang panjang yang menjulang ke atas dan tidak mudah rusak karena goncangan.

Tiang rumah gadang tidak dibenamkan ke dalam tanah, justru hanya bertumpu pada batu datar. Selain itu, sambungan tiang dan kasau besar juga tidak menggunakan paku, cukup dengan pasak yang juga bermaterial kayu. Makanya, saat gempa terjadi, Rumah Gadang akan bergeser dengan fleksibel sehingga lebih tahan terhadap gempa.

Kondisi Ruangan

Kondisi Ruangan Rumah Gadang
Photo by @windyariesna via Instagram

Rumah Gadang memiliki ruangan yang berbentuk persegi panjang dan terdiri dari lanjar (ruas dari depan ke belakang) dan ruang lepas yang dibagi menurut batas tiang. Secara berbanjar, tiang disusun dari depan ke belakang dan dari kiri ke kanan sehingga tampak tertata rapi. Adapun lanjar di Rumah Gadang bervariasi sesuai dengan luas rumah, tetapi biasanya berjumlah ganjil antara tiga hingga sebelas.

Bagian depan rumah ini memiliki Rangkian berupa bangunan berbentuk bujur sangkar dan beratap ijuk bergonjong yang berfungsi sebagai tempat menyimpan padi. Sementara itu, terdapat pula anjung atau anjuang sebagai tempat upacara pernikahan atau keagamaan di bagian kiri atau kana rumah. Dapur pun dibangun secara terpisah pada bagian belakang rumah.

Makna Satu Tangga di Pintu Depan

Satu Tangga di Pintu Depan
Photo by @syaefulanwar244 via Instagram

Semua bagian di dalam rumah ini sepertinya tak terlepas dari nilai-nilai filosofis, termasuk tangga pada pintu masuk. Posisi tangga untuk memasuki rumah berada di pintu depan dan tidak boleh lebih dari satu. Makna satu tangga tersebut dianggap berkaitan dengan prinsip ajaran agama Islam yang menjadi agama mayoritas di kalangan Suku Minangkabau. Sesuai dengan nilai Islam, yaitu percaya pada satu Tuhan, Tuhan yang Maha Esa.

Memiliki Empat Tiang Utama

Tiang rumah gadang
Photo by @rvyfrmdh via Instagram

Selain tangga, empat tiang utama atau tonggak tuo Rumah Gadang juga memiliki nilai spesial. Mendirikan tiang utama tersebut dimaksudkan sebagai menegakkan kebesaran. Tiang tersebut memang berdiameter besar yang berasal dari pohon juha panjang. Batang pohon yang dijadikan tonggak tuo pun harus melalui berbagai prosesi, seperti direndam di dalam kolam selama bertahun-tahun. Proses perendaman pun menjadikan tiang utama menjadi sangat kuat, anti rayap, dan dapat lebih awet hingga ratusan tahun, lho.

Gambar Rumah Gadang

Bagi kamu yang ingin menikmati keindahan rumah gadang, berikut ini ada beberapa gambar rumah gadang yang tentunya sangat indah.

Nah, makin tertarik dengan Rumah Gadang? Kamu bisa menyaksikan langsung keindahan dan kemegahan rumah khas Minangkabau ini dengan berlibur ke Sumatera Barat, ya. Makanya segera pesan tiket pesawat dari tripcetera, apalagi sudah bisa dilakukan transaksi melalui Go-Pay dan transfer bank.

Selain tiket pesawat, kamu juga bisa memesan Hotel murah berkualitas selama berada di Padang via tripcetera, deh.

5 Rumah Adat Kalimantan Beserta Sejarah, Gambar & Penjelasan

Rumah adat kalimantan

Rumah adat Kalimantan – Kalimantan sangat kaya dengan berbagai macam kebudayaan dari mulai sumber daya alam, kuliner hingga rumah adat.

Seperti daerah lain di Indonesia, Kalimantan juga mempunyai rumah Adat dengan ciri khas sendiri yang sebagian besar berbahan kayu dengan bentuk menjulang tinggi dan memanjang.

Bentuk rumah adat kalimantan tersebut menyesuaikan dengan kondisi alam geografisnya yang dipenuhi dengan hutan dan pepohonan besar, sehingga rumah yang di bangun harus kuat serta bisa melindungi penghuni nya dari hewan buas dan cuaca ekstrim.

berikut ini adalah beberapa rumah adat yang ada di kalimantan dengan desain bangunan yang sangat unik serta menjunjung tinggi nilai tradisi yang ada.

1. Rumah Betang, Rumah Adat Kalimantan Tengah

rumah adat betang khas kalimantan tengah

Rumah betang merupakan salah satu rumah adat khas kalimantan yang banyak tersebar di daerah hulu sungai serta menjadi tempat tinggal dari suku dayak.

rumah betang berada di daerah aliran sungai karena banyak suku dayak yang menjadikan sungai sebagai jalur transportasi mereka.

Suku dayak biasanya menggunakan aliran sungai sebagai sarana berdagang, bertukar barang, pergi ke ladang atau jalur melakukan aktifitas keseharian lain.

Dari segi bentuk bangunan, rumah betang mempunyai bentuk memanjang bahkan hingga mencapai 150 meter dengan lebar 30 meter dengan tipe panggung setinggi 3-5 meter untuk menghindari banjir saat musim hujan.

Rumah betang biasanya tidak dihuni satu keluarga, namun bisa di huni beberapa keluarga dengan masing-masing bilik yang telah disekat.

2. Rumah Panjang, Rumah Adat Kalimantan Barat

Rumah Panjang, Rumah Adat Kalimantan Barat

Seperti halnya rumah betang, rumah panjang juga dihuni oleh banyak keluarga. rumah panjang mempunyai 50 ruangan dengan banyak dapur yang bisa menampung masing-masing keluarga di tiap ruangan yang telah di sediakan.

rumah panjang khas kalimantan barat ini biasanya di bangun diatas tanah dengan ketinggian 5-8 meter seperti halnya rumah panggung, Untuk memasuki rumah panjang disediakan anak tangga yang disebut tangka. rumah ini mempunyai lebar bangunan sekitar 6 meter dan panjang mencapai 186 meter.

3. Rumah Lamin, Rumah Adat Kalimantan Timur

Rumah Lamin, Rumah Adat Kalimantan Timur

Rumah Lamin adalah rumah adat suku dayak yang ada di daerah kalimantan timur, rumah lamin berbentuk memanjang dan bertipe panggung.

Panjang rumah lamin bisa mencapai 200 meter dan jarak kolong rumah sekitar 3 meter. Rumah lamin di huni beberapa keluarga yang dipisahkan oleh masing-masing ruangan.

Bagian depan rumah ini berfungsi untuk menerima tamu dan upacara adat, sedangkan bagian belakang berisi kamar-kamar yang memiliki ukuran yang sangat luas.

Rumah lamin di topang oleh tiang-tiang besar dari dasar rumah menahan atap dan kolong rumah, tiang-tiang nya biasanya diukir dengan motif khas suku dayak dengan tujuan menghalau roh jahat.

Lantai rumah ini terdiri dari balok-balok kayu yang disusun rapi, pintu masuknya dari bagian samping dengan beberapa pintu yang terhubung dengan anak tangga.

4. Rumah Banjar, Rumah Adat Kalimantan Selatan

Rumah Banjar, Rumah Adat Khas Kalimantan Selatan

Rumah banjar bubungan tinggi atau biasa disebut rumah banjar adalah rumah adat suku banjar yang ada di kalimantan selatan.

rumah adat ini mempunyai atap berbentuk lancip bersudut 45 derajat, rumah banjar diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 saat daerah banjar berada di bawah kekuasaan pangeran samudra.

Mulanya bangunan rumah adat ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat memanjang ke depan. Namun, dalam perkembangannya bentuk tersebut kemudian ditambah di samping kiri dan kanan yang disebut anjung. Serta agak ke belakang ditambah sebuah ruangan yang memiliki panjang sama.

5. Rumah Baloy, Rumah Adat Kalimantan Utara

Rumah Baloy, Rumah Adat Khas Kalimantan Utara

Rumah Adat baloy merupakan rumah adat khas kalimantan utara, rumah adat ini berbentuk panggung yang di bangun menggunakan kayu ulin, penggunaan kayu ulin karena sifatnya yang sangat keras, kayu ulin juga di gunakan sebagai bahan bangunan rumah adat lain di kalimantan.

Rumah adat ini mempunyai ciri khas berupa ukiran dengan motif pesisir pantai yang banyak ditempati oleh suku tidung. Pengaturan arah rumah Baloy tergolong unik dimana diatur sedemikian rupa menghadap ke utara dengan pintu utama menghadap ke arah selatan.

Baca Juga : Rumah Gadang, Fakta dan Sejarah Rumah Adat Minangkabau

Demikian lah daftar 5 rumah adat khas kalimantan yang unik dan menarik, agar liburan kalian makin mudah, jangan lupa pesan tiket pesawat dan hotel murah

10 Upacara Adat Bali Paling Unik dan Terkenal

Upacara Adat Bali – Potensi wisata di Bali memang tidak ada habisnya, mulai dari wisata alam, wisata kuliner hingga wisata budaya bisa Anda temukan dengan mudah di pulau dewata.

Tidak hanya terkenal dengan pantainya yang sangat indah dan terkenal hingga mancanegara serta pemandangan alamnya yang mempesona, Bali juga menyimpan nilai adat istiadat dan kebudayaan yang sangat tinggi.

Jika Anda sedang berada di Pulau Bali, jangan sampai melewatkan upacara-upacara adat di bali yang sangat unik berikut ini.

Upacara Adat Bali

Sebagian besar suku Bali beragama Hindu dan sebagian besar menganut kepercayaan Hindu aliran Siwa-Buddha, sehingga kebanyakan upacara adat di Bali bernuansa Hindu pula.

Berikut ini adalah 10 upacara Adat di Bali yang paling unik dengan nilai kebudayaan yang sangat tinggi dan wajib Anda saksikan ketika berkunjung ke Bali.

1. Upacara Adat Ngaben

Salah satu upacara adat yang paling terkenal di Bali adalah upacara Ngaben, Upacara Ngaben adalah upacara pembakaran jenazah dan tergolong dalam upacara upacara Pitra Yadnya (yang ditunjukkan kepada Leluhur).

Tujuan dari upacara ngaben dengan membakar jenazah maupun simbolisnya kemudian menghanyutkan abu ke sungai, atau laut memiliki makna untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu dengan Tuhan.

Secara umum upacara ngaben yang berhubungan dengan jenazah dibagi menjadi 3, yaitu Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana dan Swasta.

Sawa Wedana adalah upacara ngaben dengan melibatkan jenazah yang masih utuh (tanpa dikubur terlebih dahulu) . Biasanya upacara ini dilaksanakan dalam kurun waktu 3-7 hari hingga 1 bulan terhitung dari hari meninggalnya orang tersebut.

Untuk menjaga agar jenazah tetap awet sebelum dilakukan upacara ramuan tertentu untuk memperlambat pembusukan jenazah.

Sebelum dilakukan upacara pembakaran jenazah, keluarga mendiang masih memperlakukan jenazah seperti orang yang masih hidup dengan cara membawakannya kopi, mengganti pakaiannya karena jenazah masih dianggap hanya tertidur sebelum diadakan upacara Papegatan (rangkaian upacara ngaben).

Selanjutnya adalah Upacara Asti Wedana, Asti Wedana adalah upacara ngaben yang melibatkan kerangka jenazah yang pernah dikubur. Upacara ini disertai dengan upacara ngagah, yaitu upacara menggali kembali kuburan dari orang yang bersangkutan untuk kemudian mengupacarai tulang belulang yang tersisa.

Jenis Upacara Ngaben yang terakhir adalah Upacara Ngaben Swasta yaitu upacara ngaben tanpa memperlibatkan jenazah maupun kerangka mayat, hal ini biasanya dilakukan karena beberapa hal, seperti: meninggal di luar negeri atau tempat jauh, jenazah tidak ditemukan, dll. Pada upacara ini jenazah biasanya disimbolkan dengan kayu cendana (pengawak) yang dilukis dan diisi aksara magis sebagai badan kasar dari atma orang yang bersangkutan.

2. Upacara Adat Melasti

Upacara Adat besar di Bali yang selanjutnya adalah Upacara Melasti, Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Bali.

Upacara Melasti sering diadakan di pinggir Pantai Melasti di selatan Pulau Bali dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut.

Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa sumber air seperti danau, dan laut dianggap sebagai air kehidupan, Selain untuk membersihkan dan mensucikan diri, benda sakral milik pura pun juga dibersihkan saat upacara Melasti ini.

Benda-benda tersebut diarak dan diusung mengelilingi desa dengan tujuan untuk membersihkan dan mensucikan desa.

Pada saat upacara melasti, masyarakat hindu di bali di bentuk menjadi beberapa kelompok berdasarkan wilayah mereka masing-masing, mengenakan pakaian putih dan bersama-sama menuju sumber air seperti pantai dan danau.

Kemudian para pemangku berkeliling dan memercikan air suci kepada seluruh warga yang datang serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud mensucikan.

Bagi Anda yang ingin menyaksikan upacara adat melasti, silahkan datanglah 3 atau 4 hari sebelum perayaan Nyepi dilaksanakan di Pulau Bali.

Anda bisa memilih menginap di hotel yang berdekatan dengan kuil Hindu yang cukup besar di berbagai wilayah seperti Kuta atau Uluwatu.

3. Upacara Saraswati

Upacara Adat selanjutnya adalah Upacara Saraswati yang dilaksanakan setiap 210 hari sekali sesuai kalender Bali pada hari Sabtu Umanis Watugunung.

Pada saat upacara adat saraswati ini, dilakukan pemujaan pada Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan di bumi hingga membuat semua orang di dunia menjadi pintar dan terpelajar.

Dalam rangkaian upcara Saraswati biasanya semua hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti buku dan kitab akan didoakan. Selain itu, Anda juga bisa melihat pentas seni seperti tarian, pembacaan cerita, hingga malam sastra selama semalam suntuk.

4. Omed-omedan

Upacara Omed-omedan adalah upacara perayaan yang dilakukan oleh para muda-mudi yang berumur 17 hingga 30 tahun dan belum menikah setelah hari raya nyepi untuk menyambut tahun baru saka.

Omed-omedan sendiri mempunyai arti tarik-tarikan, Para muda-mudi yang terdiri dari 40 pria dan 60 wanita akan tarik-menarik menggunakan tangan kosong antara pria dan wanita dan disirami air.

Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama untuk memohon keselamatan. Usai sembahyang, peserta dibagi dalam dua kelompok, laki-laki dan perempuan.

Kedua kelompok tersebut mengambil posisi saling berhadapan di jalan utama desa. Dua kelompok, setelah seorang sesepuh memberikan aba-aba, saling berhadapan dan tarik menarik satu sama lain.

Upacara ini dilakukan oleh Pemuda-pemudi Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar Selatan, Denpasar yang diadakan setiap tahun dan dilaksanakan hingga pukul 17.00 waktu setempat.

Jika Anda tertarik menyaksikan upacara ini, Anda bisa memesan hotel di sekitar denpasar sehingga akses ke lokasi upacara lebih mudah dan dekat.

5. Upacara Otonan

Upacara Otonan adalah upacara untuk merayakan ulang tahun kelahiran seorang anak di Bali, Upacara Otonan ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.

Upacara otonan yang pertama biasanya di adakan secara meriah bersama ritual potong rambut untuk membersihkan kotoran pada kulit kepala.

Upacara Otonan bagi masyarakat bali bertujuan untuk menebus kesalahan-kesalahan dan keburukan-keburukan terdahulu sehingga kehidupan sekarang mencapai kehidupan yang lebih sempurna.

Pelaksanaan Upacara Otonan dipimpin oleh seorang pendeta, pemangku, atau tetua dalam keluarga sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Hyang Widhi atas berkah dan rahmat yang diberikan-Nya.

6. Mesyurak

Upacara Adat Bali selanjutnya adalah Upacara Mesuryak, Upacara Mesuryak digelar bertepatan pada Hari Raya Kuningan (10 hari setelah Galungan) setiap 6 bulan sekali.

Upacara Mesuryak bertujuan untuk memberikan bekal berupa beras dan uang kepada leluhur yang akan kembali ke Alam Baka. Warga Bali percaya bahwa leluhur mereka turun pada hari raya Galungan dan kembali ke Nirwana pada hari raya Kuningan.

Uang dan Beras akan dilemparkan keatas udara lalu di perebutkan para warga, Upacara ini dilaksanakan pada pukul 9 pagi hingga 12 siang dan hanya bisa Anda saksikan di Desa Bongan, Kabupaten Tabanan, Bali.

7. Mekare-kare

Upacara adat yang cukup meriah di Bali selanjutnya adalah Mekare-kare, Mekare-kare yang dikenal juga dengan perang Pandan ini digelar sebagai sebuah persembahan untuk menghormati Dewa Indra yang dipercaya sebagai Dewa Perang dan juga untuk menghormati para leluhur.

Mekare-kare dilakukan setiap tahun sekali oleh semua pria di desa Tenganan, Karangasem, Bali. Dengan melakukan upacara ini para pemuda akan dianggap kuat dan mampu terjun ke medan perang.

Upacara ini biasanya akan diadakan pada awal Juni setiap tahunnya. Tradisi perang pandan atau Mekare-kare ini bertepatan pada upacara Ngusaba Kapat atau Sasih Sembah di depan halaman Bale Agung.

Anda bisa mengunjungi Desa wisata Tenganan dengan menyewa mobil di Bali dan menikmati keunikan Acara Adat Mekare-kare ini.

8. Upacara Mepandes

Upacara Mepandes merupakan salah satu upacara Adat di Bali yang wajib dilakukan jika seorang anak sudah menginjak usia dewasa.

Upacara Mepandes atau upacara potong gigi diartikan juga sebagai pembayaran hutang oleh Orang Tua ke Anaknya karena sudah bisa menghilangkan keenam sifat buruk dari diri manusia.

Ritual dimulai dengan mengikis 6 gigi bagian atas yang berbentuk taring dengan tujuan untuk mengurangi sifat buruk pada manusia dan diharapkan akan berbuat kebaikan selalu kapan pun.

9. Tumpek Landep

Tumpek Landep merupakan upacara yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dalam wujudnya sebagai Dewa Senjata ( Pasupati ), Pasupati adalah “kekuatan yang timbul, tetap bersumber pada kebenaran”.

Tumpek Landep diperingati saat Saniscara Kliwon wuku Landep setiap 6 bulan sekali. Upacara ini nantinya akan dipimpin oleh pemuka adat, dan dilakukan di Pura yang dianggap sakral dan memiliki lokasi yang tepat.

Seluruh senjata dan peralatan milik masyarakat yang disucikan ini diharapkan dapat memberikan keberkahan bagi para pemilik senjata dan peralatan tersebut.

10. Upacara Ngurek

Upacara Ngurek Bali

Upacara unik di Bali yang terakhir ini merupakan salah satu upacara yang paling ekstrim dibandingkan upacara adata yang lain. Pada upacara ini masyarakat yang berpartisipasi akan mencoba menusuk dirinya sendiri dengan keris.

Kegiatan yang ada pada tradisi ngurek Bali bukanlah kegiatan yang biasa namun penuh unsur mistis dan sangat sakral, ritual ini mereka laksanakan sebagai wujud persembahan tulus yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi Wasa.

Keris yang digunakan untuk menusuk pada ritual ini merupakan jenis keris yang sangat tajam. Selain itu, mereka yang menusuk diri pada tradisi ngurek Bali melakukannya secara acak. Ketika menyaksikan upacara ini, Anda akan mendapati ketika ada peserta yang mencoba menusuk dada, perut, kening, ataupun alis.

Akhir Kata

Itulah daftar upacara adat di Bali yang tidak boleh Anda lewatkan ketika berkunjung ke Pulau Dewata, Upacara Adat Bali diatas sangat terkenal bahkan hingga mancanegara.

Bagi Anda yang ingin mengikuti dan menyaksikan upacara adat bali diatas, pastikan Anda datang pada waktu yang tepat dan siapkan Akomodasi terbaik dengan memesan hotel terbaik di Bali dan Rental mobil di Bali agar liburan Anda semakin menyenangkan.