Tag: Candi

Candi Penataran, Fakta & Sejarah Candi Hindu Terbesar di Jawa Timur

Candi Penataran berlokasi di desa penataran, kecamatan nglegok, Blitar, Jawa Timur. Candi ini berada di ketinggian 450 meter diatas permukaan laut di lereng barat daya gunung kelud.

Candi penataran merupakan candi dengan nuansa hindu yang telah ada sejak kerajaan Kediri dan digunakan sampai era kerajaan Majapahit dan menjadi komplek candi hindu terbesar di jawa timur dengan luas 12.946 m2.

Candi Penataran ditemukan oleh sir stamford rafless pada tahun 1815 saat menjabat sebagai letnan gubernur jendral pada masa kolonial inggris di indonesia.

Fakta dan Sejarah Candi Penataran

Selain fakta sejarah diatas, redaksi tripcetera merangkum beberapa fakta dan sejarah menarik lain terkait candi penataran yang ada di blitar ini.

1. Arsitektur Candi Penataran

candi penataran blitar

Arsitektur candi penataran sama seperti kebanyakan candi yang ada di daerah jawa timur lain yang tersusun linear dan tidak beraturan yang dikelompokan menjadi tiga bagian, yakni bagian halaman depan, tengah dan belakang.

Bagian halaman depan terdapat dua buah archa Dwapala yang menyambut di pintu gerbang utama, Archa Dwapala dipercaya sebagai penjaga pintu dan dikenal masyarakat sekitar dengan nama Reco Petung yang berangka tahun 1242 Saka atau 1320 Masehi.

Selain itu, di halaman depan candi anda bisa melihat bale agung dan pendopo yang biasanya digunakan sebagai tempat perkumpulan para tetua adat atau bermusyawarah.

Bagian kedua dari kompleks Candi Penataran adalah halaman tengah. Disini, Anda bisa menemui dua arca Dwarapala, 6 sisa bangunan, Candi Naga dan pondasi bata di sebelah timur halaman tengah.

Bagian ketiga dari kompleks Candi Penataran adalah bagian halaman belakang. halaman belakang memiliki lokasi yang lebih tinggi dibandingkan halaman depan dan halaman tengah. Disini, Anda bisa melihat 9 buah bekas banguan dengan posisi tidak beraturan, prasasti Palah yang berupa linggapala dan sisa bangunan lainnya yang memilki relief yang menceritakan candi dengan tinggi 1 meter.

Baca Juga : 10 Tempat Wisata Terbaik di Banyuwangi yang Harus dikunjungi

2. Candi Terbesar di Jawa Timur

Candi penataran merupakan candi bercorak hindu terbesar dan terluas yang ada di jawa timur, mempunyai luas komplek sekitar 12.946 m2 dan berlokasi 450 meter diatas permukaan laut di lereng gunung kelud.

3. Pada Awalnya dikenal dengna nama Candi Palah

Candi penataran pada awalnya di kenal dengan nama Candi palah berdasarkan dari prasasti yang tersimpan di dalam candi. Dari prasasti tersebut disebutkan bahwa nama candi Palah merupakan candi tempat pemujaan.

Namun, lama kelamaan Nama candi palah tak lagi familiar dan berganti menjadi Candi penataran karena berlokasi di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Blitar.

4. Diburu Para Arkeolog

candi penataran

Candi Penataran atau candi palah dibangun pada tahun 1194 oleh Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa. Raja Çrnga memerintah kerajaan Kediri antara tahun 1190 hingga 1200, sebagai candi gunung untuk upacara pemujaan agar dapat menetralisasi atau menghindari mara bahaya yang disebabkan oleh gunung Kelud yang sering meletus.

Candi Penataran ini masih berdiri kokoh dan belum mendapatkan rekonstruksi sehingga keasliannya masih sangat terjaga, Oleh sebab itu candi ini banyak di buru para arkeolog untuk dilakukan penelitian dan mengungkap lebih dalam misteri dan sejarah yang tersimpan saat itu.

5. Peninggalan Kerajaan Kediri

Candi Penataran ini ternyata awal pembangunannya saat jaman kerajaan Kediri. Dari Prasasti di dalam candi diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200 Masehi. Kerajaan Kediri atau Kadiri hadir di nusantara pada tahun 1045 M sampai tahun 1222 M.

Kerajaan Kediri merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara. Mengingat masa pembangunannya berada pada jaman kekuasaan Kerajaan Kediri, hampir dipastikan beberapa bagian candi dibangun pada masa itu.

6. Tempat Pemujaan Tolak Bala Gunung Kelud

candi penataran gunung kelud

Awalnya Candi Palah atau Penataran ini berfungsi sebagai tempat upacara pemujaan agar terhindar dari marabahaya letusan Gunung kelud. Gunung Kelud merupakan gunung berapi aktif dengan pola letusan yang unik.

Gunung kelud bahkan masih aktif hingga kini dan terakhir meletus pada tahun 2014 yang memuntahkan material abu hingga menutupi sebagian besar wilayah jawa.

7. Tempat Berlangsungnya Sumpah Palapa Gajah Mada

Candi penataran merupakan tempat yang paling disukai raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajahmada saat melakukan perjalanan. Dari beragam cerita diketahui, Mahapatih Gajahmada mengucapkan sumpahnya “Sumpah Palapa” di area Candi Penataran ini.

Selain itu, Abu jenazah ken arok pendiri kerajaan tumapel yang merupakan asal mula kerajaan singasari dan Raja Majapahit juga pernah di simpan di dalam candi penataran ini.

Baca Juga : Candi Prambanan, Legenda Seribu Candi yang Dibangun Semalam

8. Dibangun Oleh Berbagai Kerajaan Besar Nusantara

Candi penataran pada awalnya dibangun pada masa pemerintahan kerajaan kediri, setelah itu ditambah dengan bangunan candi naga yang diyakini dibangun pada masa pemerintahan kartanegara yang memimpin kerajaan singasari.

Setelah Singashari runtuh, Candi penataran kembali diluaskan pembangunannya saat pemerintahan Jayanegara, yang dilanjutkan oleh Tribuanatunggadewi dan Hayamwuruk. ketiga nama tersebut merupakan Raja besar dari kerajaan Majapahit.

Dengan demikian, tiga kerajaan besar di nusantara meninggalkan jejak mereka dalam bangunan megah Candi Penataran.

Nah itulah sejarah dan fakta singkat dari Candi Penataran, Kalau Anda sedang berlibur ke Blitar, jangan lupa untuk mampir ke candi ini ya.

Dapatkan promo hotel murah dan tiket pesawat murah untuk rencana liburan anda hanya dengan tripcetera. Tripcetera your travel marketplace

Candi Cetho, Candi Megah di Atas Awan Lereng Gunung Lawu (2019)

Candi Cetho

Gunung Lawu tidak hanya menarik bagi kalangan pendaki. Kawasan lereng Lawu pun diminati oleh pelancong karena memiliki berbagai spot menarik. Di antaranya adalah Candi Cetho yang berlokasi di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar. 

Peninggalan Hindu bersejarah ini masih tampak kokoh di atas awan dengan ketinggian 1.496 mdpl. Karena berada di lereng gunung, panorama alam di sekitar candi begitu mengagumkan. Tak hanya belajar sejarah, pengunjung pun akan merasakan ketenangan dengan suasana sejuk di kawasan ini. Tidak usah berpikir panjang, berikut adalah sejumlah alasan yang membuatmu wajib berkunjung ke Candi Cetho saat liburan di Karanganyar.

Alasan Berkunjung ke Candi Cetho

1. Berada di Kawasan Kebun Teh

kebun teh candi cetho
Photo by @wahidahauliannisa via Instagram

Lokasi Candi Cetho masih dalam kawasan yang sama dengan Perkebunan Teh Kemuning. Kebun teh yang luas dan hijau ini pastinya memiliki panorama yang sulit untuk diabaikan. Saat berada di candi, kamu masih akan memandang areal kebun teh dengan leluasa. Pengunjung pun bisa melanjutkan wisata dengan berkeliling kebun teh yang menyajikan pemandangan segar.

2. Sejarah Candi Cetho

pemandangan candi cetho
Photo by @alfathdias via Instagram

Diketahui, pembangunan candi ini dilakukan pada masa Kerajaan Majapahit. Keyakinan tersebut didasarkan pada penemuan sengkalan Welut Wiku Anakut Ikut dan bebatuan bertuliskan Surya Majapahit. Terdapat reruntuhan punden yang berjumlah 14 teras dan dibuat pada era kepemimpinan Raja Brawijaya V. Pengaruh arsitektur Candi Cetho pun berasal dari perpaduan budaya nusantara dan Hindu. Tak heran, ikonografi di bangunan candi turut menampilkan tokoh wayang, ya.

3. Patung Orang Sumeria

relief candi cetho
Photo by @rhezamh via Instagram

Bukan hanya pengaruh kebudayaan Jawa, Candi Cetho juga tampak unik dengan adanya ciri khas kebudayaan peradaban Sumeria. Hal tersebut tampak dari patung yang berada di kompleks candi. Patung tersebut memiliki peradaban mencolok pada gaya rambut dan perhiasannya. Tidak seperti patung yang kebanyakan ditemukan di Indonesia, gelang pada patung Candi Cetho mirip seperti jam tangan dan anting-anting besar. Karakteristik tersebut ternyata ditemukan pada kebudayaan Sumeria, Maya, Romawi, dan Yunani Kuno. Hmm, mungkinkah penduduk dari kebudayaan tersebut sempat datang ke Indonesia? Ini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan, ya.

4. Patung Penis Candi Cetho

Selain patung yang seperti ditemukan di Simeria, ada pula patung lain yang tak kalah uniknya. Betul, patung penis yang berada di salah satu gubuk dekat piramida di Puncak.  Selain itu, terdapat patung penis berupa Phallus di bagian bawah candi dengan berukuran 2 meter. Ahli berpendapat kalau patung tersebut tidak menonjolkan maksud erotis atau pornografi. Namun, penis yang menjadi alat reproduksi pria menggambarkan proses penciptaan manusia. Beberapa peziarah candi pun masih kerap menaburi patung dengan bunga, dupa, dan sesajen hingga saat ini, lho.  

5. Wajib Mengenakan Kain Poleng

candi cetho karanganyar
Photo by @los_angellen via Instagram

Hal menarik dari berkunjung ke Candi Cetho adalah busana yang wajib dikenakan. Wisatawan diharuskan mengenakan kain poleng berupa kain sarung berwarna belang yang dikenakan di pinggang. Kain tersebut memang merupakan pakaian khusus untuk beribadah dalam kepercayaan Hindu. Sebagai tempat ibadah umat Hindu, pengelola Candi Cetho pun siap memasangkan kain poleng pada pengunjung.

6. Ritual di Candi Cetho

candi cetho
Photo by bennylin via flickr

Candi Cetho masih kerap dikunjungi oleh penduduk setempat atau umat Hindu untuk melakukan berbagai ritual sakral dan magis. Di antaranya, tak sedikit yang sengaja datang untuk bersemedi atau bertapa. Selain itu, digelar pula upacara ritual yang rutin pada malam 1 Suro dan tiap sekali dalam enam bulan. Ritual tersebut dilakukan karena kepercayaan bahwa pembangunan candi sebagai tempat ruwatan atau tradisi untuk menyucikan diri dari kehinaan. Mulai dari penyakit, kutukan, kesengsaraan, maupun perbudakan dicegah dan diperangi melalui ritual ruwatan.

7. Jalur Pendakian Gunung Lawu

jalur pendakian lawu via cetho
photo by buitenzorger via filckr

Berada di lereng Gunung Lawu, kawasan candi juga termasuk dalam jalur pendakian. Namun, rute melalui candi ini memiliki jarak yang lebih jauh dibandingkan rute alternatif lainnya. Minimal 10 jam diperlukan untuk bisa berhasil sampai ke puncak gunung. Tapi, kamu bisa dapat keuntungan lebih dengan sekaligus berkunjung ke situs sakral Candi Cetho, kan?

Mendaki di jalur candi ini harus lebih hati-hati, ya. Soalnya medan yang dilalui cukup berat dengan kondisi yang terjal, berkabut, dan adanya jurang yang curam. Selain itu, banyak pendaki juga menganggap daerah ini sebagai tempat angker karena memiliki perlintasan ke alam gaib. Desas-desus di kalangan pendaki Lawu menyebutkan adanya pasar setan di kawasan ini. Disebut pasar setan karena adanya penampakan seperti pasar yang menjadi lokasi transaksi jual-beli bagi makhluk dunia lain. Tapi beberapa orang ilmiah menyebutkan kalau lahan di lereng Gunung Lawu berupa ilalang dengan hembusan angin kencang yang menyebabkan adanya suara interaksi tak terlihat tersebut. Menurutmu, bagaimana?

8. Mampir ke Ndoro Donker atau Bale Branti

Lupakan sejenak soal mitos misterius Candi Cetho, kawasan ini masih memiliki daya pikat yang sulit untuk ditolak. Soalnya kawasan perkebunan teh ini menawarkan tempat nongkrong yang asyik. Di antaranya adalah Rumah Teh Ndoro Donker dan Bale Branti. Lokasinya tak begitu jauh, hanya berjarak beberapa ratus meter dari kompleks candi. Jadi, sebelum pulang ke rumah, pastikan untuk mampir sebentar untuk menyesap sajian teh lokal, ya.

Penasaran untuk berkunjung langsung ke Candi Cetho, yuk mulai rancang liburan bersama Tripcetera. Dapatkan penawaran tiket pesawat murah yang hanya bisa diakses lewat Tripcetera. Liburan dengan Tripcetera akan bikin pengalaman berwisata jadi makin berkesan!

Menikmati Sunset di Candi Ratu Boko Jogja (2019)

Candi Ratu Boko

Salah satu destinasi wajib yang dikunjungi saat berlibur ke Yogyakarta adalah Situs Candi Ratu Boko. Bangunan yang menjadi bukti peninggalan kejayaan sejarah negeri pada masa lampau ini masih menyisakan kemegahannya. Tempat yang disebut pula sebagai Keraton Ratu Boko merupakan perpaduan dari dua fungsi, antara candi dan istana. Untuk lebih jelasnya, yuk perhatikan fakta-fakta unik dan informatif berikut tentang Ratu Boko.

Lokasi dan Rute Menuju Ratu Boko

Pertama-tama, tentunya kamu harus tahu terlebih dahulu tentang lokasi kompleks Ratu Boko. Tepatnya, situs ini berada diantara dua dusun, yaitu Samberwatu (Desa Sambirejo) dan dusun Dawung (Desa Bokoharjo) Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Untuk mencapai kawasan wisata sejarah ini, kamu cukup melewati jalan poros Jogja-Solo menuju ke arah Candi Prambanan. Tepat sebelum Prambanan, belok kananlah di pertigaan. Tidak jauh dari ruas jalan tersebut, kamu akan tiba di Ratu Boko. Cukup ikuti 

Awal Mula Sebagai Vihara

kompleks candi ratu boko
Photo by @ards04_ via Instagram

Sebelum bisa diakses oleh masyarakat umum seperti sekarang, Ratu Boko dulunya belum terjamah secara bebas. Pada masa Hindia Belanda, penelitian yang dilakukan oleh FDX Bosch menemukan reruntuhan Ratu Boko. Dari Prasasti Abhayagiri di puing reruntuhan ini, terkuak kalau kompleks ini awalnya merupakan wihara untuk pendeta Buddha yang bernama Abhayagiri. Prasasti dengan tulisan angka 792 M tersebut menerangkan kalau Rakai Panangkaran yang mengundurkan diri dari Raja Mataram membutuhkan ketenangan dan tibalah di area ini.

Baca Juga : Candi Ijo, Pesona Sunset Candi Tertinggi di Jogja

Beralih Fungsi Menjadi Istana 

Setelah menjadi vihara Buddha, perkembangan kompleks Ratu Boko beralih menjadi keraton. Situs ini kemudian difungsikan sebagai istana bagi Rakai Walaing Pu Khumbayoni pada tahun 856 M. Sebagai raja Hindu, arsitektur bangunan kemudian diberikan sentuhan agama Hindu tanpa menghilangkan ornamen Buddha sebelumnya secara total. Sejumlah unsur Hindu pada bagian bangunan di antaranya ialah lingga dan yoni, arca Ganesha, serta lempengan emas bertuliskan “Om Rudra ya namah swaha”. Tulisan tersebut merupakan bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra atau Dewa Siwa. Hingga kini, pengunjung masih tetap bisa menyaksikan keindahan toleransi antar umat beragama yang telah ditumbuhkan sejak dulu itu.

Bagian Gerbang Ratu Boko

Photo by LUKAS FITRIA ADI SETIAWAN on Unsplash

Selanjutnya, kita akan memulai penjelajahan virtual di kawasan Ratu Boko. Pengunjung akan memasuki situs ini dari arah barat. Tak jauh dari loket karcis, kamu akan menemukan gerbang masuk kawasan yang berada di tempat yang relatif lebih tinggi. Gerbang untuk masuk terbagi menjadi dua, yaitu gerbang luar dan gerbang dalam atau gerbang utama. Sekitar 15 meter dari gerbang luar, terdapat gerbang utama. Dimana terdiri dari Gerbang utama berupa 5 gapura paduraksa sebaris sejajar dengan gerbang luar yang terpisah jarak sekitar 15 meter saja. Terdapat tangga yang masih awet menghubungkan antara kedua gerbang tersebut. Setelah melewati gerbang ini, kamu pun akan mendapati beragam bangunan di kompleks Ratu Boko.

Candi Pembakaran dan Candi Batu Putih

Jaraknya sekitar 45 meter dari gapura utama, terdapat candi yang berbahan batu putih. Makanya, candi tersebut dinamakan Candi Batu Putih. Selanjutnya, pengunjung juga akan menemukan Candi Pembakaran atau Pembokoran yang merupakan candi berbentuk bujur sangkar. Terdapat pula dua teras pada candi dengan luas 26 meter persegi. Nah, kenapa dinamakan sebagai Candi Pembakaran? Ternyata, candi ini dulunya memang digunakan sebagai lokasi pembakaran jenazah. Tidak heran, ya. 

Sumur Misterius, Amerta Mantana

Lanjutkan perjalanan ke arah tenggara dari Candi Pembakaran, maka kamu akan menemukan sumur misterius. Sumur Amerta Mantana atau air suci yang diberikan mantra ini kerap menjadi spot yang wajib dikunjungi di Ratu Boko. Bahkan, air dari sumur penuh misteri ini masih tetap sering dipakai oleh masyarakat setempat. Konon, air sumur suci tersebut dapat memberikan keberuntungan bagi pemakainya. Disarankan pula kalau berkunjung pada saat hari raya Nyepi. Sebagai pemeluk agama Hindu, meskipun tidak menjalankan ritual Hindu Bali, penduduk di sekitar candi memanfaatkan air suci tersebut untuk ritual Tawur Agung yang dihelat sehari sebelum hari Nyepi. Pemanfaatan air dilakukan sebagai simbol untuk memurnikan kembali diri sendiri serta mengembalikan harmoni di bumi dan seisinya. Jadi, sebaiknya datanglah pada hari menjelang Nyepi untuk menyaksikan prosesi upacara Keenan bersama keluarga, ya.

Pemandian Berupa Kompleks Kolam dan Kaputren 

Selain sumur, terdapat pula kompleks kolam di Situs Ratu Boko yang terbagi menjadi bagian, yaitu bagian utara dan bagian selatan. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh dinding penyekat dan terhubung oleh sebuah pintu. 

Kolam di bagian utara memiliki  5 kolam besar dan 2 kolam kecil, sedangkan kompleks di bagian selatan memiliki 14 kolam besar berbentuk bulat, 13 kolam kecil berbentuk bulat dan 1 kolam berbentuk kotak. Selain kolam tersebut, ada pula Kaputren yang menjadi kolam pemandian dengan kedalaman 2 meter dan luas 8 meter x 31 meter. Kaputren diyakini merupakan tempat mandi bagi sang raja dan istrinya. Merupakan salah satu spot unik, menyempatkan curi kesempatan untuk berfoto di sini adalah ide seru yang sebaiknya dilakukan secara bareng-bareng.

Ruang Tunggu Raja di Paseban

Masih ada spot yang tidak boleh dilalui begitu saja saat berada di Ratu Boko, yaitu Paseban. Di sini, para tamu raja akan menunggu sebelum bisa menghadap raju. Area ini berjarak 45 di sebelah selatan dari gapura gerbang. Adapun material paseban memiliki tinggi sekitar 1,5 m x 7 m x 38 m. Berkunjung di area ini, kamu bisa berkhayal seolah merupakan tamu raja pada masa lalu.

Goa Lanang dan Goa Wadon

Terakhir, pengunjung sebaiknya menuntaskan perjalanan hingga ke bagian goa. Terdapat dua gua di Ratu Boko, yakni Goa Lanang dan Goa Wadon. Goa Lanang terletak di timur laut paseban berupa lorong persegi, sedangkan Goa Wadon berlokasi di sebelah tenggara paseban dengan jarak sekitar 20 meter. Saat memasuki gua, pengunjung akan menemukan relung yang menyerupai bilik. 

Pemandangan Senja Romantis di Ratu Boko

senja di candi ratu boko
Photo by @almashaf via Instagram

Tak hanya menjelajahi nilai sejarah di situs ini, kamu akan menikmati pemandangan yang begitu menawannya. Sangat disarankan untuk datang pada sore hari agar bisa menyaksikan momen paling ditunggu-tunggu. Betul, matahari senja seperti yang menjadi favorit anak indie masa kini. Pasti deh, dijamin akan takjub dengan siluet Ratu Boko yang berpadu dengan pancaran sinar orange dari sunset. Biasanya pengunjung mengambil foto di gerbang utama sehingga hasilnya tampil lebih memikat. Jadi, jangan lupa untuk membawa kamera kalau berkunjung ke sini, ya. Pastikan juga langit sedang cerah-cerahnya, sehingga kabut dan awan tidak menutupi kawasan Ratu Boko. 

Itulah sejumlah hal yang harus kamu tahu sebelum menginjakkan kaki ke Istana Ratu Boko. Untuk masuk ke dalam kompleks ini, pengunjung hanya dibebankan biaya senilai Rp40.000 bagi orang dewasa dan Rp20.000 bagi anak-anak.

Dapatkan info wisata menarik lain hanya di blog tripcetera, selain info wisata, tripcetera juga menyedikan paket wisata murah dan promo hotel murah hanya untuk kamu.

featured image credit : Gunkarta [CC BY-SA 3.0 (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/)]

Candi Borobudur, Kemegahan Candi Buddha Terbesar Dunia

Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan kejayaan agama Buddha di Indonesia yang masih lestari hingga sekarang. Dibangun pada abad kesembilan, Borobudur berada pada deretan candi Buddha terbesar dan paling terkenal di Indonesia, bahkan di dunia.

Nah, selain menjadi tempat peribadatan, candi ini juga terkenal sebagai destinasi wisata religi dan sejarah.

Dibangun pada abad kesembilan, Borobudur berada pada deretan candi Buddha terbesar dan paling terkenal di Indonesia, bahkan di dunia. Nah, selain menjadi tempat peribadatan, candi ini juga terkenal sebagai destinasi wisata religi dan sejarah.

Tiap tahunnya, tak kurang dari jutaan wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke Candi Borobudur. Jika ke Borobudur, berikut adalah berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menikmati candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah.

Kemegahan Candi Buddha Terbesar Dunia

Menyaksikan Matahari Terbit

Borobudur Temple
Photo by Sebastian Staines on Unsplash

Masih ingat saat adegan Rangga dan Cinta berjalan-jalan saat pagi hari di sekitar Borobudur? Ya, pasangan kekasih yang terpisah ratusan purnama itu menyaksikan indahnya matahari terbit berlatar belakang Candi Borobudur dari Puthuk Setumbu. Pemandangannya tentu akan sangat menyegarkan untuk memulai hari baru.

Selain di Puthuk Setumbu, ada alternatif lain yang tak kalah menarik, yaitu Bukit Barede. Bukit ini tepat berada di belakang candi Borobudur. Harga tiket masuk untuk ke kedua spot panorama sunrise tersebut juga terjangkau, cukup dengan merogoh kocek senilai Rp15 ribu.

Baca Juga : 12 Destinasi Wisata Paling Populer di Indonesia 2019

Ziarah ke Warisan Budaya Dunia

Candi Borobudur
Photo by Christine Wehrmeier on Unsplash

Berkunjung ke Candi Borobudur tentunya tidak akan membuat menyesal. Sebab, candi yang menjadi warisan budaya dunia setelah ditetapkan oleh UNESCO ini menawarkan wisata religi dan sejarah yang lengkap.

Berarsitektur Jawa-Buddha, Candi Borobudur mencerminkan konsep kaum Buddha dalam mencapai nirwana. Ziarah ke candi ini juga akan mempertunjukkan dinding berhiaskan 2.672 panel relief bersama 504 arca Buddha.

Kelilingi Candi dengan Naik Gajah

Jika mengelilingi candi dengan berjalan sudah biasa, coba atraksi berikut ini saat berada di Borobudur. Hewan berbelalai ini siap mengantarmu dalam penjelajahan kompleks candi. Kamu cukup mendatangi kandang gajah yang terletak tak begitu jauh dari candi, lalu membayar tarif Rp50 ribu untuk bisa menikmati suasana Borobudur dengan cara yang anti mainstream.

Belajar Arkeologi di Museum Karmawibhangga

Museum ini menjadi rumah bagi berbagai koleksi benda-benda arkeologi yang bersumber dari sekitar Candi Borobudur dan situs purbakala lain di Jawa Tengah. Tak kurang dari 4.000 batu candi terpampang di ruang terbuka museum tersebut, di antaranya bagian relief candi, hiasan berukir, dan struktur bangunan candi.

Selain itu, museum ini juga menyimpan koleksi arca yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur, seperti “Buddha Tak Rampung”.  Dokumentasi pemugaran Borobudur dengan bantuan UNESCO juga terarsipkan dengan rapi dalam museum ini.

Berkunjung ke Museum Samudra Raksa

Museum ini merupakan salah satu wahana edukasi yang terletak hanya beberapa ratus meter dari bagian utara Candi Borobudur. Terdapat replika kapal yang dibuat oleh pemahat Indonesia dalam ekspedisi pelayaran nusantara menuju Madagaskar dan negara Afrika lainnya.

Di samping itu, museum ini juga dilengkapi dengan sinema interaktif untuk menunjukkan kehebatan teknologi masyarakat di Indonesia sejak abad kesembilan.

Bersepeda di Sekitar Borobudur

Selain menikmati pemandangan dan kekayaan budaya di Borobudur, kamu juga bisa berwisata sambil berolahraga. Terdapat jasa penyewaan sepeda onthel di kawasan candi untuk melengkapi aktivitas menarik yang dapat dilakukan di kawasan ini.

Rute bersepeda dapat dimulai dari Desa Wonorejo dengan potensi wisata berupa artefak candi, rumah adat, kerajinan tangan, serta alam hijau. Untuk mendapatkan pengalaman menyenangkan tersebut, kamu hanya perlu membayar mulai dari Rp50 ribu.

Berkunjung ke Candi-candi Terdekat

Candi Borobudur kerap disejajarkan dengan Candi Pawon dan Candi Mendut karena seolah berada pada garis lurus jika diperhatikan dalam peta. Berada pada jarak yang relatif berdekatan, masyarakat menilai ketiga candi tersebut memiliki keterkaitan yang erat. Tak kalah dari Candi Borobudur, Candi Pawon dan Candi Mendut juga memiliki nilai sejarah dan motif pahatan yang menawan.

Merayakan Hari Waisak

Lokasi paling tepat untuk merayakan Hari Tri Suci Waisak di Indonesia memang adalah Candi Borobudur. Suasana khidmat benar-benar terasa saat momen perayaan agama Buddha tersebut. Selain menyaksikan upacara keagamaan, wisatawan juga dapat ikut bermeditasi yang dituntun oleh biksu.

Terakhir, kamu bisa berkesempatan untuk turut melepaskan lampion sebagai simbol penyebaran cahaya kedamaian ke semesta. Jika hanya sekadar melihat-lihat, jangan lupa untuk tetap menghargai prosesi ritual yang dilakukan oleh biksu dan umat yang merayakan. Di sini, kita juga berlatih untuk menghargai nilai-nilai kerukunan antar umat beragama, ya!

Menikmati Senja

senja di candi borobudur
Photo by Sander Wehkamp on Unsplash

Salah satu tempat terbaik untuk menikmati matahari terbenam di kawasan Borobudur adalah Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Wanurejo. Area ini memang sengaja didesain untuk memberikan sensasi tak terlupakan saat berlibur ke Borobudur.

Dari titik tersebut, kamu bisa menikmati momen sunset dari gardu pandang yang disediakan. Pesona senja semakin lengkap dengan lanskap Bukit Manoreh, hamparan sawah, dan kemegahan candi di antara cahaya jingga matahari. Selain di Balkondes Wanurejo, kamu juga bisa menikmati pemandangan sunset dari gereja ayam.

Spot yang kembali tenar saat dipopulerkan dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2 ini juga bisa kamu kunjungi untuk menyaksikan keindahan matahari kembali ke peraduannya. Jadilah penikmat senja sejati di sekitar kawasan Candi Borobudur.

Pantas saja, kan, Borobudur tak pernah sepi oleh pengunjung. Candi ini menawarkan sederet pesonanya untuk dijelajahi. Jadi, tidak perlu tunggu lama-lama untuk memesan akomodasi dan transportasi lewat tripcetera.com, ya.

Sekali berkunjung ke Borobudur, rasanya pasti ingin segera kembali lagi. Anda juga bisa memesan hotel murah di Yogyakarta untuk melengkapi kegiatan menjelahi Buddha terbesar di dunia ini.

Candi Ijo, Berburu Sunset Keren di Candi Tertinggi Yogyakarta

Candi Ijo

Percayalah, tidak pernah ada kata menyesal kalau memutuskan untuk jalan-jalan di Jogjakarta. Daerah istimewa ini selalu menawarkan alternatif destinasi yang tentunya membuat liburan berkesan. Mau wisata budaya, bisa ke Keraton Jogjakarta. Mau wisata urban, boleh ke Jogja Bay Waterpark. Mau wisata pantai, yuk berkunjung ke Pantai Parangtritis. Mau wisata gunung, berarti ke Gunung Merapi. 

candi ijo yogyakarta
Photo by @talidahp via Instagram

Masih banyak list destinasi wisata menarik lainnya di Kota Pelajar ini. Di antara tempat wisata yang tak boleh absen dari kunjung ke Jogja adalah Candi Ijo. Candi ini memiliki berbagai kelebihan yang menjadikannya begitu populer di kalangan traveler. Penasaran untuk jalan-jalan ke Candi Ijo, sebaiknya kamu perhatikan 9 fakta yang harus kamu tahu tentang peninggalan masa lampau ini, ya.

1. Candi Tertinggi di Jogja

Candi Ijo berlokasi di daerah perbukitan, tepatnya di sebelah timur Kota Jogja. Untuk lebih tepatnya, Candi Ijo berlokasi di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi ini berbatasan langsung dengan Kota Klaten sehingga jaraknya cukup jauh dari pusat Jogja. Berdiri di atas bukit dengan ketinggian 425 meter di atas permukaan laut, Candi Ijo bisa dibilang sebagai candi yang berada di titik tertinggi Jawa. Makanya pemandangan begitu indah karena dapat melihat panorama alam sekitar yang dengan jelas dari ketinggian tersebut. 

2. Kompleks Candi Bercorak Hindu

Photo by @eirinaaaaa via Instagram

Kalau kamu berkunjung ke situs Candi Ijo, maka kamu tidak akan menjumpai satu bangunan candi saja. Melainkan, candi dalam kompleks ini memiliki candi utama dengan tiga candi yang berukuran lebih kecil. Candi utama sebagai candi induk berada pada posisi paling puncak. Sedangkan, tiga candi lainnya tepat berada di sisi depan candi utama. Tiga candi tersebut diyakini sebagai tempat untuk menyembah tiga dewa Hindu, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa. Ada pula bangunan berbentuk pagar yang mengelilingi kompleks candi. Letaknya seolah menjadi teras bagian atas dengan delapan buah patok menyerupai bentuk lingga yang identik dengan simbol reproduksi dalam agama Hindu.

3. Menyaksikan Pemandangan Hijau

candi ijo
Photo by @megaverawati via Instagram

Sesuai namanya, Candi Ijo berada di lahan yang didominasi berwarna hijau. Rumputnya pun begitu rampai dengan hijau segar. Makanya, candi ini benar-benar melekat dengan warna hijau. Saat berada di kompleks candi di atas bukit, kamu pun bisa menyaksikan hamparan pemandangan Jogja yang begitu asri. Sawah dan pepohonan hijau begitu memanjakan mata. Kamu bisa menikmati panorama memikat tersebut dengan duduk bersantai di atas rerumputan di kawasan Candi Ijo. 

Selain pemandangan tersebut, bandara Adi Sucipto pun bisa dilihat dari kejauhan. Aktivitas pesawat yang lalu lalang di bandara ini boleh menjadi tontonan menarik di sini.

4. Foto di Spot Instagenik

Dibangun pada sekitar abad ke-10 hingga abad ke-11, Candi Ijo masih tetap berdiri kokoh dengan menawan. Keindahan arsitekturnya itulah yang menjadikan candi ini masih tetap sebagai destinasi favorit bagi wisatawan Jogja. Tak heran, pengunjung sengaja ke sini untuk sekadar berfoto di spot instagramable. Selain bangunan candi, taman-taman dan gardu pandang di situs Candi Ijo pun kerap menarik perhatian pengunjung. Pantang pulang, sebelum dapat foto terbaik, ya.

5. Senja di Candi Ijo

Sunset di Candi Ijo
Photo by @dikywardana via Instagram

Kalau ingin merasakan pengalaman terbaik saat berkunjung ke Candi Ijo, sebaiknya datanglah pada sore hari. Pastikan juga langit sedang cerah-cerahnya. Sehingga, kamu bisa berkesempatan untuk menikmati pemandangan sunset di Candi Ijo. Keistimewaan situs yang berada di ketinggian ini membuatmu tidak akan terhalang bangunan tinggi untuk menyaksikan senja. Patok yang membatasi bangunan candi utama dan candi lainnya kerap dijadikan pengunjung sebagai tempat duduk untuk menyaksikan matahari kembali ke peraduannya dengan lanskap kota Jogja yang selalu istimewa.

senja candi ijo
Photo by @priscapw via Instagram 

6. Rute ke Candi Ijo

Apabila kamu memulai perjalanan dari pusat kota Jogja, maka ambillah rute menuju Jalan Wonosari dengan melalui ring road timur Kota Jogja. Setelah itu, kamu akan menemukan pertigaan berlampu merah sebelum Bukit Bintang. Belok kiri di pertigaan tersebut, lalu jalan terus hingga menemukan perempatan berlampu merah pertama dengan papan penunjuk arah menuju ke Candi Ijo. Kamu tinggal mengikuti papan petunjuk arah berikutnya atau tanyakan ke warga sekitar. Tidak usah khawatir akan tersesat, soalnya tersedia banyak papan petunjuk di sepanjang rute menuju Candi Ijo.

7. Akses Jalan Menuju Candi Ijo

akses jalan menuju candi ijo
Photo by @eki_apr via Instagram 

Ngomong-ngomong soal akses jalan, sebaiknya kamu berhati-hati. Karena terdapat beberapa ruas jalan yang berlubang. Selain itu, jaraknya relatif jauh dari pusat kota Jogja dan menanjak karena candi berada di kawasan Perbukitan Batur Agung. Sehingga, pengendara memerlukan kesabaran ekstra untuk bisa merasakan keindahan Candi Ijo. Setelah sampai di tujuan, maka kamu pasti akan betah untuk berlama-lama, deh.

8. Tiket Masuk dan Biaya Parkir Terjangkau

tiket masuk candi ijo
Photo by @nafilagita via Instagram

Ingin menikmati destinasi wisata seru ini? Tidak akan bikin dompet jebol, kok. Pengunjung cukup merogoh kocek senilai Rp5.000 saja bagi wisatawan lokal atau Rp10.000 bagi wisatawan mancanegara. Biaya parkir kendaraan pun masih aman terkendali. Bagi yang membawa motor, hanya perlu membayar bea senilai Rp2.000. Sangat murah, kan?

9. Dekat dengan Objek Wisata Keren

Berada di Kecamatan Prambanan, berkunjung ke Candi Ijo akan terasa rugi kalau tidak mendatangi objek wisata di sekitarnya. Di antaranya adalah Tebing Breksi yang hanya berjarak sekitar 500 meter di sebelah barat candi. Selain Candi Ijo, kamu pun bisa menjelajahi candi lainnya, yaitu Candi Prambanan, Ratu Boko, Candi Barong, dan Candi Banyunibo. Tentunya, candi-candi tersebut tidak kalah menarik untuk didatangi, deh.

Buruan pesan tiket pesawat murah ke Jogja untuk menikmati pesona wisata yang tak ada duanya. dapatkan juga promo hotel murah di jogja hanya di tripcetera.

Candi Prambanan, Legenda Seribu Candi yang Dibangun Semalam

Candi Prambanan Yogyakarta

Kota Yogyakarta memang tidak akan membuat wisatawan kecewa. Berbagai destinasi wisata tersedia untuk dijelajahi selama masa liburan. Mulai dari objek wisata alam, bahari, kuliner, budaya, sejarah, hingga religi. Di antara yang tak boleh terlewatkan adalah Candi Prambanan.

Peninggalan yang telah berusia ratusan tahun ini selalu menjadi daya tarik di kalangan wisatawan. Pasti sudah banyak yang tahu dengan popularitas candi yang erat kaitannya dengan Legenda Roro Jonggrang ini. Tapi, ada banyak fakta menarik yang patut disimak mengenai Candi Prambanan. Berikut ini Tim Tripcetera telah merangkum hal-hal yang wajib kamu tahu sebelum berkunjung ke candi ikonik, Prambanan. 

Tentang Candi Prambanan

1. Candi Hindu terbesar di Indonesia

Candi Prambanan
Photo by Afif Kusuma on Unsplash

Candi Prambanan dibangun pada abad ke-9 Masehi di lokasi yang sekarang berlabel Kecamatan Prambanan, Sleman dan Kecamatan Prambanan, Klaten. Berada persis di perbatasan Jogja dan Jawa Tengah, Prambanan ternyata merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Alasan kuat Prambanan merupakan candi Hindu karena bangunan ini dipersembahkan untuk tiga dewa utama Hindu atau Trimurti. Dewa tersebut adalah dewa pencipta (Brahma), dewa pemelihara (Wisnu), dan dewa pemusnah (Siwa). 

2. Menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Candi Prambanan Yogyakarta
Photo by Víctor Vázquez on Unsplash

Sejak 1991, Candi Prambanan telah diakui sebagai situs warisan budaya yang ditetapkan oleh badan PBB, UNESCO. Pengakuan tersebut tak terlepas dari sisi historis, budaya, dan estetis dari bangunan ini. Selain merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, situs Prambanan juga disebut-sebut sebagai candi terindah di Asia Tenggara. Meskipun pernah terdampak gempa pada Mei 2006 silam, sejumlah area Prambanan masih tampak kokoh dan menunjukkan pesonanya. Termasuk berbagai arca, di antaranya arca Siwa Mahadewa, Brahmana, Wishnu, Ganesha, dan panel dewata di bagian relief candi. 

3. Mirip Puncak Mahameru

candi prambanan yogyakarta
Image by Patricia van den Berg from Pixabay

Jika dilihat secara saksama, Candi Prambanan ternyata memiliki kemiripan dengan Gunung Semeru. Kemiripan tersebut bukan tanpa sebab. Soalnya kosmologi Hindu Jawa meyakini kalau Puncak Semeru, yaitu Puncak Mahameru merupakan rumah dewa. Sehingga bangunan candi juga secara tidak langsung dianggap sebagai rumah para dewa. 

4. Dibangun oleh Bandung Bondowoso

kisah bandung bondowoso candi prambanan
Photo by Afif Kusuma on Unsplash

Legenda Candi Prambanan selalu menceritakan kalau bangunan ini diciptakan semalaman oleh Bandung Bondowoso dan dibantu kekuatan makhluk gaib. Candi ini disebut sebagai syarat untuk menikahi putri kerajaan, Roro Jonggrang. Sayangnya, syarat tersebut tidak sempat terpenuhi karena total bangunan candi yang tidak sesuai dengan permintaan putri. Benarkah cerita dari legenda tersebut? Ternyata, menurut prasasti Wantil dan Siwagrha, candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan pada 850 M kemudian pembangunannya dilanjutkan oleh Balitung Maha Sambu pada masa Kerajaan Medang Mataram.

5. Alias Rumah Siwa

Rumah dewa siwa candi prambanan
Photo by Agto Nugroho on Unsplash

Tak hanya dikenal sebagai Candi Prambanan, bangunan bernilai sejarah ini juga kerap disebut sebagai Rumah Siwa. Gelar tersebut diberikan sebagai bentuk penghormatan kehadiran dewa yang memang istimewa di kalangan masyarakat pada masa pembangunan. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Dewa Siwa dinilai amat berpengaruh besar hingga perlu dibuatkan penghormatan khusus. Di antara wujud penghormatannya adalah arca Siwa Mahadewa setinggi 3 meter di dalam ruang utama candi. 

6. Cerita Ramayana di Relief 

Relief candi prambanan
Image by Aliko Sunawang from Pixabay 

Kalau kamu tertarik dengan cerita Ramayana, berkunjung ke Candi Prambanan bisa menjadi wisata edukasi. Deretan relief di dinding candi menggambarkan kisah kehidupan Ramayana. Telusurilah candi dari sisi timur kompleks Candi Siwa atau pradakshina untuk memulai perjalanan relief Ramayana. Berjalanlah searah dengan jarum jam untuk kisah lengkap Ramayana hingga ke sisi barat Candi Brahmana. 

7. Sendratari Ramayana

Sendratari Ramayana candi prambanan
Photo by @bellindamarvely via Instagram

Selain relief khas Ramayana, pengunjung pun bisa menyaksikan sendratari Ramayana di Prambanan. Untuk bisa menonton pertunjukan budaya tersebut, datanglah pada hari Selasa, Kamis, Sabtu kala malam bulan purnama. Pengalaman yang seru untuk menyaksikan pagelaran Ramayana dengan berlatarkan candi induk yang megah. Pertunjukan yang dihelat mulai pukul 20.00-22.00 WIB ini memiliki biaya khusus, mulai dari Rp125.000. Harganya tentu sebanding dengan keistimewaan berada di barisan penonton sendratari Ramayana. 

8. Museum Rumah Joglo

Bagian utara dalam kompleks candi merupakan sudut yang tak boleh absen dalam tur ke Candi Prambanan. Di sana kamu dapat menemukan Museum Rumah Joglo. Sebagai museum, tempat tersebut menyimpan berbagai koleksi benda purbakala di sekitar area candi. Di antaranya adalah arca, patung, dan bebatuan purba. Untuk mengakses museum ini, pengunjung pun tidak diperlukan lagi membayar biaya ekstra. 

9. Ritual Tawur Agung

Masyarakat Hindu di Pulau Jawa selalu menjadikan Candi Prambanan sebagai lokasi perayaan Nyepi sekaligus pusat ritual Hindu. Perayaan Nyepi di Prambanan kerap diisi dengan ritual Tawur Agung pada malam sebelumnya. Setelah itu, ritual Nyepi dilanjutkan siang harinya dengan proses pembakaran dupa yang diiringi dengan bacaan Weda dan bunyi lonceng. Ritual Tawur Agung kemudian diwarnai dengan iring-iringan ogoh-ogoh dari kertas dan dibakar sebelum matahari terbit. Ritual ini pun terbuka bagi masyarakat umum selama tidak mengganggu prosesi religi. 

10. Prambanan Jazz Festival

prambanan jazz festival
Photo by @hanumra07 via Instagram

Candi Prambanan juga menjadi lokasi bagi pagelaran Prambanan Jazz Festival. Festival jazz ini merupakan event musik tahunan yang berlatarkan kompleks candi. Perpaduan musik jazz dan kemegahan candi benar-benar klop bagi penonton. Apalagi, penyanyi yang tampil dalam festival ini bukan sekadar musisi biasa. Teranyar, Prambanan Jazz Festival 2019 menghadirkan Calum Scott, Brian McKnight, Maliq & D’Essentials, Anggun, Ari Lasso, Yura, Tulus, GAC, Yovie & His Friends, dan masih banyak lagi. Tunggu lagi kejutan serunya di Prambanan Jazz Festival 2020, ya! 

Ingin segera mengunjungi Prambanan? Siapkan kocek senilai Rp40.000 bagi wisatawan domestik atau Rp338.000 setara dengan USD25 bagi wisatawan mancanegara. Adapun biaya parkir motor adalah Rp3.000 dan parkir mobil senilai Rp10.000. Terjangkau, kan? 

candi prambanan
Image by cabimania from Pixabay 

Nah, buruan deh liburan ke Prambanan dengan pesan tiket pesawat murah via Tripcetera. Setelah tiba di Kota Gudeg, dari pusat kota Jogja menuju Jalan Jogja-Solo. Perjalanan yang ditempuh sekitar 35 menit dengan jarak kurang lebih 16 kilometer. Ingin lebih praktis?

Tripcetera menawarkan paket wisata tour jogja satu hari, dengan destinasi Lava tour, the world landmark merapi, tebing breksi, candi prambanan dan malioboro.

Candi Gedong Songo, 9 Candi Indah di Lereng Gunung Ungaran

Candi Gedong Songo

Bagaimana jadinya kalau kompleks candi Hindu dipadukan dengan spot foto instagramable? Gambaran itu akan menjadi nyata saat kamu berkunjung ke Candi Gedong Songo. Peninggalan Hindu yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah ini salah satu destinasi wisata di Semarang yang wajib Anda kunjungi.

Nama Candi Gedong Songo berasal dari bahasa Jawa dengan Gedong berarti bangunan dan Songo berarti sembilan. Jadi, Gedong Songo bisa diartikan sebagai bangunan berupa sembilan candi. Namun, kompleks tersebut tidak lagi utuh. Berbagai kerusakan yang disebabkan alam maupun tangan manusia menjadikan hanya tersisa lima candi saja.

Baca Juga : 12 Kuliner Legendaris Malang, Pasti Bikin Ketagihan!

Akan tetapi, tak hanya candi, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan yang tak kalah menawan dengan berendam di pemandian air panas. Pemandian alami tersebut pun kerap menjadi tempat peristirahatan untuk sekaligus melepas stres.

Spot Instagramable Candi Gedong Songo

1. Candi I

candi gedong songo, candi ke 1
Photo by @aryaspd_ via Instagram

Saat memasuki kawasan Candi Gedong Songo, rute pertama yang harus dilalui adalah Candi I. Di pintu candi, pengunjung cukup membayar harga tarif masuk senilai Rp6.000. Pengunjung akan melintasi pintu berupa gapura untuk memasuki kawasan ini. Kompleks candi I dilengkapi pula dengan area pementasan untuk berbagai pagelaran seni maupun budaya.

2. Ayana Gedong Songo

ayana gedong songo
Photo by @apriljasmine85 via Instagram

Masih di area Candi I, di sinilah letak spot foto instagramable bernama Ayana Gedong Songo. Hanya berjarak sekitar 150 meter dari pintu masuk, kamu bisa memanfaatkan spot foto kekinian untuk menjadi bahan konten media sosialmu. Beragam pilihan bisa kamu jadikan latar, seperti bubble tent, balon udara, tempat duduk unik di tengah kolam, dan hammock. Totalnya sebanyak 35 spot foto disediakan oleh pihak pengelola candi, lho. Tapi, jangan berlama-lama, ya. Karena biasanya banyak pengunjung yang menunggu giliran untuk ikut berfoto.  

3. Candi II

candi 2 gedong songo
Photo by @iswangga_ via Instagram

Selanjutnya, rute di Candi Gedong Songo akan membawa pengunjung ke Candi II. Area ini tak begitu jauh dari Candi I, hanya sekitar 500 meter. Untuk mendapatkan pengalaman spesial, kamu bisa menyewa kuda dengan harga berkisar Rp25.000 hingga Rp70.000. kuda tersebut akan mengikuti jalur dalam mengitari kompleks kawasan candi. Percaya deh, kalau kamu sudah sampai di kompleks Candi II, pemandangannya jauh lebih menarik karena pandangan lebih leluasa menyaksikan semua bangunan candi. Selain itu, gazebo dan warung makan juga berjejeran sehingga akan menuntaskan rasa lapar.

4. Candi III

candi 3 gedong songo
Photo by @andrebae19 via Instagram

Lokasi ke Candi III pun tak begitu jauh dengan kesan yang berbeda dari candi-candi sebelumnya. Kalau berkunjung ke sini, kamu justru akan teringat dengan candi di Dieng. Menariknya lagi, candi di kompleks ini memiliki sejumlah patung Dewa Hindu. Di antaranya adalah patung Durga, Ganesha, dan pengawal Syiwa (Nandiswara dan Mahakala).

5. Pemandian Air dan Uap Panas

Ingin berendam di air panas, berkunjung ke kawasan Candi III adalah jawabannya. Di sini, pengunjung akan menemukan pemandian air panas alami. Konon, sumber air panas ini dijaga oleh arwah perempuan asal Bali bernama Nyai Gayatri. Sosok penjaga tersebut diketahui merupakan salah satu dayang Raja Sima. Namun saat ia meninggal dunia, dirinya pun mendiami mata air di Gedong Songo ini.

Memang, saat pertama kali tiba di Candi Gedong Songo, uap panas akan begitu terasa. Uap panas yang berasal dari dalam bumi ini semakin apik berpadu dalam pemandian di dataran tinggi ini. Kepulan asap dan bau belerang pun akan semakin tercium cukup kuat di sekitar pemandian. Untuk merilekskan badan selama melakukan telusur candi, pemandian air panas ini wajib dicoba, ya.

6. Candi IV

candi 4 gedong songo
Photo by @ujep via Instagram

Setelah berkunjung di pemandian kompleks Candi III, kamu pun akan mendapati Candi Gedong Gedong IV yang terletak pada ketinggian 1.295 mdpl. Kompleks ini memiliki 12 bangunan yang terdiri atas tiga sub kelompok.

Sebenarnya, candi di kompleks ini hampir mirip seperti bangunan Candi II. Pengunjung pun akan melihat candi utamanya dengan batu setinggi 1 meter. Selain itu, selasar candi yang mengelilingi memiliki lebar sekitar setengah meter. Untuk menyaksikan reruntuhan bangunan yang diperkirakan adalah Candi Perwira, kompleks Gedong Songo IV adalah pilihan tepat.

candi gedong songo 4
Photo by @qahard via Instagram

7. Candi V

candi gedong songo 5
Photo by @wulann_septia via Instagram

Kompleks ini semakin berada di bagian puncak dengan ketinggian 1.308 mdpl. Candi Gedong V memiliki dua halaman yang tidak sama tinggi. Salah satu peninggalan sejarah terpenting di kompleks ini adalah sebuah arca Ganesha yang duduk bersila tepat di dinding bagian luar dari candi utama.  Selain itu, pemandangan Gunung Ungaran dan panorama alam pun semakin terlihat jelas dari ketinggian ini.

8. Kuliner Khas

Setelah lelah menelusuri rute Candi Gedong Songo, khawatirnya rasa lapar akan kembali menyapa. Nah beruntung, kawasan ini memiliki kuliner khas yang patut dicoba kelezatannya. Menu tersebut adalah sate kelinci. Rasa lezat hidangan ini pun ternyata begitu terjangkau, lho. Seporsi sate kelinci dapat dipesan hanya dengan Rp15.000. Selain makanan, minuman khas pun tersedia di sini. Wedang ronde pasti siap menghangatkan badan kembali di tengah suasana sejuk.

9. Rute Menuju Candi Gedong Songo

rute menuju candi gedong songo
Photo by @pankkasrambut via Instagram

Terdapat tiga rute alternatif yang bisa kamu lalui untuk tiba di destinasi wisata ini. Pertama, pengunjung bisa memulai dari Semarang dengan perjalanan darat selama 1,5 hingga 2 jam. Selanjutnya, kamu bisa memulai perjalanan dari Solo dengan waktu tempuh selama 3 jam. Terakhir, pengunjung yang berasal dari Jogja harus membutuhkan waktu ekstra karena kemacetan yang kerap melanda jalur ke Semarang dan Solo.

Rute yang mana jadi pilihan? Terserah kamu mau lewat mana, tapi pilihan untuk kebutuhan akomodasi dan transportasi selama traveling, cukup serahkan ke Tripcetera. Booking pesawat murah hingga kamar hotel bisa kamu selesaikan hanya dengan sekali klik. Selamat menelusuri candi!