Tag: Gunung

Gunung Merbabu, Panduan dan Kisah Mistis di Jalur Pendakian

Gunung Merabu

Sebagai negara cincin api, Indonesia dilimpahi dengan banyaknya jejeran gunung api. Khusus di Pulau Jawa saja, gunungnya sangat banyak. Di antaranya adalah Gunung Merapi, Gunung Bromo, Gunung Kelud, hingga Gunung Merbabu.

Tentang Gunung Merbabu, gunung ini terletak di tiga kabupaten sekaligus. Lereng sebelah baratnya berada di wilayah administratif Kabupaten Magelang. Sementara itu, lereng sebelah timur masuk wilayah Kabupaten Boyolali dan lereng sebelah utara masuk wilayah Kabupaten Semarang. Ketinggiannya pun cukup di atas rata-rata dengan mencapai 3.145 mdpl.

Gunung Merbabu kerap menjadi lokasi pendakian bagi pencinta alam. Tidak heran sih, soalnya pesona pemandangan alam indah menghiasi kawasan dataran tinggi ini. Makanya, berbagai kalangan kerap mendaki ke puncak gunung.

Sebelum membahas jalur pendakian ke Merbabu, sebaiknya tahu dulu asal usul singkatnya, ya. Nah, gunung ini disebut dalam naskah-naskah kuno pada masa pra-Islam bernamakan Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Nama Merbabu kemudian muncul pada catatan di zaman Belanda. Kalau dilihat dari segi bahasa, merbabu berasal dari bahasa Jawa. Terdapat dua kata yang membentuknya yaitu Meru berarti gunung dan abu. gunung berapi yang terakhir meletus di tahun 1797 ini dikenal dengan nama Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Dari segi etimologi yang diketahui dari catatan-catatan pada zaman Belanda, kata “merbabu” berasal dari penggabungan dua kata, yaitu “meru” yang bermakna gunung dan “abu”. Masak akal juga, ya.

Untuk mendaki Gunung Merbabu, sebenarnya terdapat beberapa rute yang bisa ditempuh. Tapi ada dua jalur yang paling direkomendasikan, yaitu Jalur Selo dan dan Jalur Wekas. Apa kelebihan masing-masing jalur tersebut? Berikut adalah ulasan jalur pendakian Gunung Merbabu yang harus kamu tahu

Jalur Pendakian Gunung Merbabu

1. Jalur Selo

Jalur Pendakian Gunung Merbabu
Photo by @rizapahlevi.3gp via Instagram

Kalau kamu masih merupakan pendaki pemula atau baru ingin mendaki gunung, sebaiknya lewat jalur Selo. Meskipun trek pendakian cukup panjang, tetapi kebanyakan daratannya berupa tanah liat yang mudah untuk dipijat. Jadi tidak perlu khawatir dengan trek berupa pasir, ya.

Jalur bagi pemula ini juga memiliki pemandangan yang sangat menawan. Fitur alam berupa padang savana dan bunga edelweiss akan membayar rasa lelah selama melakukan pendakian. Bahkan, savana 1 dan savana 2 kerap disinggahi pendaki untuk beristirahat dan menginap sebelum melanjutkan pendakian esoknya. Khusus vegetasi bunga edelweiss, bunga abadi tersebut di lereng bukit di Pos Batu Tulis, savana 1 dan savana 2.Tapi ingat untuk tidak memetik bunga cantik ini.

Meskipun tidak begitu sulit didaki, kamu tetap akan menemui kendala. Di Pos Batu Tulis, terdapat trek menantang dengan adanya bukit yang kemiringan tanjakannya hampir mencapai 90 derajat. Jadi tetap harus tetap berhati-hati selama mendaki di jalur Selo.

2. Jalur Wekas

Jalur selo pendakian gunung merbabu
Photo by @putuchrist via Instagram

Sebaliknya, kalau kamu sudah cukup berpengalaman sebagai pendaki, Jalur Wekas bisa menjadi pilihan terbaik. Jalur ini menjadi favorit pendaki yang ingin melalui jalur tercepat menuju puncak. Panjang totalnya hanya sekitar 4,54 km saja. Jalur yang kerap dilalui penduduk setempat ini merupakan jalur setapak dengan mengikuti alur pipa air.

Karena sepanjang jalan dilalui oleh pipa air, maka kamu tidak perlu khawatir kalau kehausan. Terdapat beberapa bak penampungan hasil rembesan air pipa yang bisa menjadi pelepas dahaga.

 Selain itu, medan Jalur Wekas pun tidak begitu terjal dan cukup landai, kok. Pepohonan hijau yang rimbun juga menjadi pelindung dari teriknya cahaya matahari. Ingin beristirahat sejenak? Pelataran luas di jalur ini kerap dijadikan sebagai tempat rehat. Dari titik tersebut, puncak-puncak Merbabu pun sudah bisa disaksikan keindahannya. Mulai dari Puncak Watu Tulis, Puncak Kukusan, dan Puncak Syarif serta Kenteng Songo.

jalur gunung merbabu
Photo by @dsmbr22 via Instagram

Kisah Mistis di Gunung Merbabu

Gunung memang kawasan yang kerap menyimpan banyak misteri. Jadi, selain jalur pendakian, kamu sebaiknya tahu juga dengan mitos-mitos yang masih diyakini. 

Penampakan Genderuwo

kisah mistis gunung merbabu
Photo by @ariep_wellahh via Instagram

Sejumlah pendaki mengaku pernah melihat penampakan makhluk raksasa yang kerap disebut sebagai genderuwo. Bukan hanya satu atau dua pendaki saja, pendaki yang menyaksikannya kebanyakan berlokasi di Pos Bayangan 2 Jalur Cunthel. Nah, makanya kamu harus tetap menjaga etika dan sopan santun saat melakukan pendakian di Gunung Merbabu.

Siluman Harimau 

Tak hanya genderuwo, makhluk halus lain di sekitar kawasan ini juga berupa siluman harimau. Keyakinan tersebut berasal dari suara auman harimau tanpa wujud. Meskipun sudah sempat tidak dipercaya lagi, kejadian sesosok mayat wanita ditemukan dengan luka bekas terkaman harimau pada 2008. Mungkinkah perbuatan siluman harimau?

Kerajaan Mistis di Puncak

mitos gunung merbabu
Photo by @andilutz_ via Instagram

Penduduk lokal masih meyakini kalau puncak Gunung Merbabu merupakan wilayah kerajaan gaib. Prajurit kerajaan tersebut berseragam warna merah dan hijau. Makanya, terdapat pantangan untuk tidak mengenakan pakaian dengan warna merah atau hijau. Konon, pendaki akan ditimpa hal-hal buruk, seperti tersesat dan kerasukan. Ngeri, kan?

pendakian gunung merbabu
Photo by @adrianrahman_s via Instagram

Tapi mitos hanyalah mitos. Kalau sudah mantap dan berniat untuk mendaki di Gunung Merbabu, perhatikan juga sistem pendaftaran terbaru, ya. Soalnya sejak April lalu telah diterapkan sistem dari bagi seluruh pendaki. Aturan baru ini dimaksudkan agar bisa mencegah kepadatan di jalur pendakian. Sistem ini juga bisa sekaligus meningkatkan keselamatan pendaki karena data yang lebih rapi.

Kamu tertarik untuk menaklukkan gunung merbabu, segera cek situs tripcetera.com dan dapatkan paket wisata terbaik, kamu juga bisa memesan penginapan murah selama kamu berpetualang hanya di tripcetera.

Candi Cetho, Candi Megah di Atas Awan Lereng Gunung Lawu (2019)

Candi Cetho

Gunung Lawu tidak hanya menarik bagi kalangan pendaki. Kawasan lereng Lawu pun diminati oleh pelancong karena memiliki berbagai spot menarik. Di antaranya adalah Candi Cetho yang berlokasi di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Karanganyar. 

Peninggalan Hindu bersejarah ini masih tampak kokoh di atas awan dengan ketinggian 1.496 mdpl. Karena berada di lereng gunung, panorama alam di sekitar candi begitu mengagumkan. Tak hanya belajar sejarah, pengunjung pun akan merasakan ketenangan dengan suasana sejuk di kawasan ini. Tidak usah berpikir panjang, berikut adalah sejumlah alasan yang membuatmu wajib berkunjung ke Candi Cetho saat liburan di Karanganyar.

Alasan Berkunjung ke Candi Cetho

1. Berada di Kawasan Kebun Teh

kebun teh candi cetho
Photo by @wahidahauliannisa via Instagram

Lokasi Candi Cetho masih dalam kawasan yang sama dengan Perkebunan Teh Kemuning. Kebun teh yang luas dan hijau ini pastinya memiliki panorama yang sulit untuk diabaikan. Saat berada di candi, kamu masih akan memandang areal kebun teh dengan leluasa. Pengunjung pun bisa melanjutkan wisata dengan berkeliling kebun teh yang menyajikan pemandangan segar.

2. Sejarah Candi Cetho

pemandangan candi cetho
Photo by @alfathdias via Instagram

Diketahui, pembangunan candi ini dilakukan pada masa Kerajaan Majapahit. Keyakinan tersebut didasarkan pada penemuan sengkalan Welut Wiku Anakut Ikut dan bebatuan bertuliskan Surya Majapahit. Terdapat reruntuhan punden yang berjumlah 14 teras dan dibuat pada era kepemimpinan Raja Brawijaya V. Pengaruh arsitektur Candi Cetho pun berasal dari perpaduan budaya nusantara dan Hindu. Tak heran, ikonografi di bangunan candi turut menampilkan tokoh wayang, ya.

3. Patung Orang Sumeria

relief candi cetho
Photo by @rhezamh via Instagram

Bukan hanya pengaruh kebudayaan Jawa, Candi Cetho juga tampak unik dengan adanya ciri khas kebudayaan peradaban Sumeria. Hal tersebut tampak dari patung yang berada di kompleks candi. Patung tersebut memiliki peradaban mencolok pada gaya rambut dan perhiasannya. Tidak seperti patung yang kebanyakan ditemukan di Indonesia, gelang pada patung Candi Cetho mirip seperti jam tangan dan anting-anting besar. Karakteristik tersebut ternyata ditemukan pada kebudayaan Sumeria, Maya, Romawi, dan Yunani Kuno. Hmm, mungkinkah penduduk dari kebudayaan tersebut sempat datang ke Indonesia? Ini masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan, ya.

4. Patung Penis Candi Cetho

Selain patung yang seperti ditemukan di Simeria, ada pula patung lain yang tak kalah uniknya. Betul, patung penis yang berada di salah satu gubuk dekat piramida di Puncak.  Selain itu, terdapat patung penis berupa Phallus di bagian bawah candi dengan berukuran 2 meter. Ahli berpendapat kalau patung tersebut tidak menonjolkan maksud erotis atau pornografi. Namun, penis yang menjadi alat reproduksi pria menggambarkan proses penciptaan manusia. Beberapa peziarah candi pun masih kerap menaburi patung dengan bunga, dupa, dan sesajen hingga saat ini, lho.  

5. Wajib Mengenakan Kain Poleng

candi cetho karanganyar
Photo by @los_angellen via Instagram

Hal menarik dari berkunjung ke Candi Cetho adalah busana yang wajib dikenakan. Wisatawan diharuskan mengenakan kain poleng berupa kain sarung berwarna belang yang dikenakan di pinggang. Kain tersebut memang merupakan pakaian khusus untuk beribadah dalam kepercayaan Hindu. Sebagai tempat ibadah umat Hindu, pengelola Candi Cetho pun siap memasangkan kain poleng pada pengunjung.

6. Ritual di Candi Cetho

candi cetho
Photo by bennylin via flickr

Candi Cetho masih kerap dikunjungi oleh penduduk setempat atau umat Hindu untuk melakukan berbagai ritual sakral dan magis. Di antaranya, tak sedikit yang sengaja datang untuk bersemedi atau bertapa. Selain itu, digelar pula upacara ritual yang rutin pada malam 1 Suro dan tiap sekali dalam enam bulan. Ritual tersebut dilakukan karena kepercayaan bahwa pembangunan candi sebagai tempat ruwatan atau tradisi untuk menyucikan diri dari kehinaan. Mulai dari penyakit, kutukan, kesengsaraan, maupun perbudakan dicegah dan diperangi melalui ritual ruwatan.

7. Jalur Pendakian Gunung Lawu

jalur pendakian lawu via cetho
photo by buitenzorger via filckr

Berada di lereng Gunung Lawu, kawasan candi juga termasuk dalam jalur pendakian. Namun, rute melalui candi ini memiliki jarak yang lebih jauh dibandingkan rute alternatif lainnya. Minimal 10 jam diperlukan untuk bisa berhasil sampai ke puncak gunung. Tapi, kamu bisa dapat keuntungan lebih dengan sekaligus berkunjung ke situs sakral Candi Cetho, kan?

Mendaki di jalur candi ini harus lebih hati-hati, ya. Soalnya medan yang dilalui cukup berat dengan kondisi yang terjal, berkabut, dan adanya jurang yang curam. Selain itu, banyak pendaki juga menganggap daerah ini sebagai tempat angker karena memiliki perlintasan ke alam gaib. Desas-desus di kalangan pendaki Lawu menyebutkan adanya pasar setan di kawasan ini. Disebut pasar setan karena adanya penampakan seperti pasar yang menjadi lokasi transaksi jual-beli bagi makhluk dunia lain. Tapi beberapa orang ilmiah menyebutkan kalau lahan di lereng Gunung Lawu berupa ilalang dengan hembusan angin kencang yang menyebabkan adanya suara interaksi tak terlihat tersebut. Menurutmu, bagaimana?

8. Mampir ke Ndoro Donker atau Bale Branti

Lupakan sejenak soal mitos misterius Candi Cetho, kawasan ini masih memiliki daya pikat yang sulit untuk ditolak. Soalnya kawasan perkebunan teh ini menawarkan tempat nongkrong yang asyik. Di antaranya adalah Rumah Teh Ndoro Donker dan Bale Branti. Lokasinya tak begitu jauh, hanya berjarak beberapa ratus meter dari kompleks candi. Jadi, sebelum pulang ke rumah, pastikan untuk mampir sebentar untuk menyesap sajian teh lokal, ya.

Penasaran untuk berkunjung langsung ke Candi Cetho, yuk mulai rancang liburan bersama Tripcetera. Dapatkan penawaran tiket pesawat murah yang hanya bisa diakses lewat Tripcetera. Liburan dengan Tripcetera akan bikin pengalaman berwisata jadi makin berkesan!

11 Misteri Gunung Semeru dalam Perjalanan Mendaki Puncak

Gunung Semeru

Sulit dipungkiri kalau pesona Gunung Semeru tak tertandingi di Pulau Jawa, bahkan di Indonesia. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini memang memiliki panorama indah. Sehingga momen menyaksikan matahari terbit dari puncak Mahameru sangat diidam-idamkan oleh pendakinya. Namun ternyata di balik daya tarik serta keindahan yang membuat terpana tersebut, terdapat mitos dan misteri yang menyelimuti gunung ini.

Baca Juga : 6 Mitos Ranu Kumbolo yang Menjadi Misteri Pendaki

Nah kalau kamu berencana untuk mendaki Gunung Semeru, sebaiknya untuk memperhatikan hal-hal tersebut. Apa sajakah mitos di kawasan gunung yang masuk dalam wilayah Lumajang dan Malang ini?

Misteri Puncak Gunung Semeru

1. Merupakan Pakunya Pulau Jawa

gunung semeru
Photo by Dwinanda Nurhanif Mujito on Unsplash

Menurut kitab kuno yang ditulis pada abad 15, konon Pulau Jawa dulunya mengambang di lautan dan terombang-ombang. Karena keadaan tersebutlah, dewa kemudian memutuskan untuk memaku Pulau Jawa dengan Gunung Meru. Gunung tersebut dibawa dari India ke Pulau Jawa oleh Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Menariknya lagi, Gunung Meru ternyata pada awalnya diletakkan di bagian ujung barat Pulau Jawa. Namun, posisi tersebut menjadikan pulau dengan populasi terbanyak di dunia ini jadi timpang sebelah. Makanya Gunung Meru kemudian dipindahkan ke bagian timur Jawa. Saat proses pemindahan, serpihan-serpihan gunung jatuh ke daratan hingga membentuk jajaran pegunungan. Namun saat Gunung Meru tiba ditancapkan di bagian timur, Pulau Jawa masih tetap belum stabil. Maka dibagi dualah gunung tersebut menjadi Gunung Penanggungan yang berlokasi di sisi barat sedangkan Gunung Semeru berada di sisi timur Jawa.

2. Menjadi Tempat Bersemayam Para Dewa

puncak gunung semeru
Photo by Adrian Hartanto on Unsplash

Hingga kini, Gunung Semeru masih menjadi gunung sakral bagi masyarakat setempat. Salah satu misteri gunung semeru adalah gunung ini dipercaya merupakan tempat bersemayamnya para dewa. Kepercayaan tersebut diwariskan secara turun temurun oleh penganut agama Hindu sejak masih zaman kerajaan pada masa lampau. Puncak Gunung, yaitu Mahameru diyakini menjadi persemayaman Dewa Syiwa. Sebagai bentuk penghormatan, penduduk suku Tengger yang mendiami kawasan setempat mendirikan pura Mandhara Giri Semeru Agung.

3. Gunung Semeru adalah Bapak Gunung Agung

Misteri Gunung Semeru
Photo by Nurhadi Cahyono on Unsplash

Tak hanya disakralkan oleh masyarakat Jawa Timur, penduduk Bali pun memiliki kesan spesial terhadap Gunung Semeru. Diyakini kalau gunung tersebut merupakan bapak dari Gunung Agung. Makanya kerap masyarakat Bali sengaja datang khusus untuk memberikan sesajen kepada dewa-dewa yang bersemayam di Gunung Semeru. Upacara sesaji selalu digelar saat adanya suara gaib yang masih menjadi misteri dari dewa Gunung Semeru, biasanya setiap 8-12 tahun sekali. Selain itu, masyarakat Bali juga kerap mengambil Tirta Suci di Gua Widodaren yang berlokasi di sekitar Gunung Bromo.

4. Orang Berkebangsaan Belanda Jadi Pendaki Pertama

camping di gunung semeru
Photo by Irfan Maulidi on Unsplash

Terkenal karena keanekaragaman hayati, Misteri Gunung Semeru menjadi target penelitian bagi sejumlah ahli botani. Karena itu, pendakian pertama yang tercatat di gunung ini berhasil dilakukan oleh peneliti berkebangsaan Belanda. Yaitu Clignet dan Winny Brigita yang merupakan ahli geologi dengan mendaki dari sebelah barat daya lewat Widodaren. Baru pada tahun 1911, Van Gogh dan Heim melakukan pendakian lewat utara dengan melalui Ranu Pane dan Ranu Kumbolo seperti kerap dilakukan pendaki saat ini.

5. Dua Patung Gaib Majapahit di Arcopodo

Arcopodo merupakan kawasan vegetasi terakhir yang dilalui saat mendaki Gunung Semeru. Karena cukup luas, area ini sering dijadikan tempat beristirahat. Nama arcopodo dalam bahasa Jawa berarti dua arca atau dua penjaga. Makanya, sejumlah pendaki mengaku pernah menyaksikan dua patung prajurit Majapahit saat berada di Arcopodo. Namun misteri patung gaib tersebut hanya bisa disaksikan pendaki dengan mata batin.

6. Pantangan Mandi di Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo
Photo by Nofi Sofyan Hadi on Unsplash

Saat mendaki Gunung Semeru, dipastikan kamu akan mendapati danau di atas Gunung. Danau tersebut dinamakan Ranu Kumbolo. Air danau Ranu Kumbolo diyakini sebagai air suci sehingga menjadi bagian dalam prosesi ritual suci keagamaan masyarakat setempat. Karena itulah, pendaki diharamkan untuk mandi ataupun mencuci di danau sakral ini. Bahkan, kalau ingin mendirikan tenda di sekitar danau pun dibatasi dengan jarak 10 meter.

7. Ikan Mas Ranu Kumbolo

ikan mas ranu kumbolo
Photo by @aloysiusladaywa via Instagram

Selain dilarang mandi, Ranu Kumbolo juga menyimpan misteri yang masih banyak dipercayai oleh kalangan pendaki dan penduduk sekitar. Yaitu, konon terdapat ikan mas yang merupakan jelmaan dewi penunggu di Ranu Kumbolo. Makanya pendaki dilarang untuk menangkap ikan di danau ini. Bagi yang percaya, pelanggar diyakini akan mendapatkan kesialan.

8. Hantu Wanita Ranu Kumbolo

Hantu wanita ranu kumbolo
Photo by @leezhelong via Instagram

Selain ikan mas jelmaan dewi, banyak pendaki juga mengaku melihat penampakan hantu wanita. Sosok penampakan hantu wanita tersebut kerap muncul di tengah danau pada malam bulan purnama. Biasanya, kabut tebal akan berkumpul hingga menjadi sesosok yang menyerupai wanita. Bikin bulu kuduk merinding, deh.

9. Memiliki Enam Danau Sekaligus

danau di gunung semeru
Photo by @randylian26 via Instagram

Ranu Kumbolo memang sudah populer sebagai danau indah di Gunung Semeru. Namun ternyata gunung ini memiliki enam danau yang tersebar di sejumlah area, lho. Di antaranya adalah Ranu Pane, Ranu Regulo, danau Ranu Tompe, Ranu Darungan, Ranu Kuning dan tentunya Ranu Kumbolo. Sayangnya, Ranu Tompe dan Ranu Kuning masih belum bisa dijangkau oleh manusia. Satu-satunya cara untuk menyaksikan kedua danau asing tersebut hanya melalui citra foto satelit.

10. Mitos Tanjakan Cinta

tanjakan cinta gunung semeru
Photo by @irfan.nasrulloh via Instagram

Mitos paling terkenal di Gunung Semeru adalah Tanjakan Cinta. Tanjakan ini berada tepat di jalur pendakian menuju puncak Semeru setelah dari Ranu Kumbolo. Meskipun tidak begitu terjal, tetapi tanjakannya cukup panjang. Adapun mitosnya menyebutkan kalau pendaki bisa melewati tanjakan ini tanpa sekalipun menolah ke belakang, maka permohonan cinta akan terkabulkan. Nah, sekarang tahu kan kenapa dinamakan sebagai Tanjakan Cinta?

11. Bunga di Oro-oro Ombo Bukan Lavender

oro oro ombo gunung semeru
Photo by @aulia_fitriani19 via Instagram

Keindahan bunga di Oro-oro Ombo pasti memukau kalangan pendaki. Banyak yang mengira kalau bunga tersebut adalah bunga lavender. Nah, ternyata anggapan tersebut salah karena bunga di kawasan ini adalah bunga verbena. Penampakannya memang mirip dengan lavender, tetapi verbena menyerap sangat banyak air sehingga membuat daerah sekitarnya kekeringan. Makanya, pendaki tidak dilarang untuk memetik bunga tersebut supaya perkembangannya dapat lebih terkendali dan tidak merusak ekosistem. Kalau Edelweiss, jangan coba-coba, ya!

Sekarang sudah siap untuk mendaki Gunung Semeru yang penuh misteri dan mitos ini? Jangan lupa untuk cek Tripcetera agar mendapatkan paket wisata menarik, ya!

Gunung Krakatau, Sejarah Letusan Maha Dahsyat Tahun 1883

Gunung Krakatau

Sulit untuk tidak menyebut perihal Gunung Krakatau saat berbicara tentang gunung fenomenal di Indonesia. Justru bukan hanya skala nasional, Krakatau bahkan turut hadir di ruang pembicaraan level internasional. Gunung ini memang populer karena letusannya berhasil menggetarkan hampir seluruh kawasan di dunia. Ngeri, kan?

Penasaran ingin tahu lebih mendalam tentang Gunung Krakatau? Berikut adalah ulasan spesial terkait hal penting yang harus kamu tahu dari gunung dengan letusan maha dahsyat pada 1883 ini.

Sejarah Gunung Krakatau

Sejarah Gunung Krakatau
Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures [CC BY-SA 3.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0)]

Letusan Gunung Krakatau pada 1883 memang begitu dahsyat sehingga memicu tsunami. Tapi ternyata ledakan yang menelan puluhan ribu korban jiwa tersebut bukanlah peristiwa erupsi terbesar. Sebelum bencana tersebut, Gunung Krakatau pernah memuntahkan laharnya sehingga mampu membelah Pulau Jawa dan melahirkan Pulau Sumatera hingga saat ini berada di atas perairan Selat Sunda. Diperkirakan kejadian tersebut telah berlangsung pada abad 5 Masehi. 

Letusan Gunung Krakatau

Letak Gunung Krakatau

Sebagai kawasan cincin api, Indonesia memiliki begitu banyak gunung berapi. Di antaranya adalah Krakatau atau Rakata. Area gunung ini merupakan kepulauan vulkanik yang masih aktif. Tepatnya, Gunung Krakatau berlokasi di Selat Sunda, penghubung antara Pulau Jawa dan Sumatera.

Gunung Krakatau Purba

Gunung krakatau Indonesia

Kejadian tersebut tersirat dalam naskah Jawa kuno bertajuk Pustaka Raja Parwa. Naskah yang diperkirakan ditulis pada awal abad ke-5 Masehi menyebutkan kalau: “Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datang badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia.” 

“Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, Pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan Pulau Sumatra,” 

Seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda, Berend George Escher kemudian menyimpulkan kalau Gunung Batuwara merupakan Gunung Krakatau Purba. Guru Besar Universitas Leiden ini memang sering meneliti gunung berapi di Indonesia, di antaranya Krakatau, Kelud, Galunggung, dan Merapi.

Gunung Gunung Krakatau Purba diyakini memiliki ketinggian hingga mencapai lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut. Sementara itu, gunung ini juga memiliki lingkaran pantai mencapai 11 kilometer. Letusan gunung purba pun berlangsung sekitar 10 hari dan memuntahkan material erupsi sebanyak sekitar 1 juta ton per detik. 

Nah seperti letusan Gunung Krakatau pada abad ke-17 Masehi, ledakan Krakatau Purba juga berdampak hebat seantero dunia. Hal itu dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh David Keys dalam Catastrophe: An Investigation Into the Origins of the Modern World (2000). David mengungkapkan kalau peristiwa tersebut berkaitan dengan bencana alam yang menyebabkan perubahan besar di Eropa selama abad ke-6 dan ke-7 M. 

Beragam peristiwa besar pun terjadi secara langsung dan tidak langsung atas letusan gunung pada saat itu. Di antaranya adalah keruntuhan sejumlah peradaban kuno, seperti Persia purba di Asia Barat, Nazca di Amerika Selatan, dan Maya di Amerika Tengah. Melemahnya Kekaisaran Romawi dan digantikan oleh Kerajaan Byzantium juga tak terlepas dari pengaruh erupsi.

Akibat lain dari letusan gunung adalah suhu udara yang menjadi dingin secara berkelanjutan. Temperatur tersebut menjadi pemicu wabah penyakit sampar bubonic. Jumlah penduduk di seluruh dunia kemudian menyusut secara drastis. Adapun Benjamin Reilly dalam buku Disaster and Human History (2009) juga menyebutkan menyebarnya wabah pes. Wabah tersebut kebanyakan menjangkiti wilayah Afrika bagian timur. 

Saking besarnya ledakan Gunung Krakatau Purba, tanah Jawa begitu berguncang. Saat itu, gunung ini memang berada di atas Pulau Jawa. Akan tetapi bencana tersebut menjadikan tanah kawasan gunung menjadi amblas sehingga membentuk selat. Pulau Jawa kemudian terbelah dengan Pulau Sumatera dengan dipisahkan Selat Sunda.

Baca Juga : 11 Fakta Gunung Rinjani (Gunung Terindah di Indonesia)

Gunung purba kemudian hancur setelah ledakan super tersebut hingga menyisakan kaldera atau kawah besar di bawah laut. Adapun tepi kalder menciptakan tiga pulau, yaitu Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang (Rakata Kecil). Kemudian terbentuk pulalah Gunung Krakatau baru yang meletus kembali pada abad 17 M. Kelanjutannya masih belum berakhir dengan munculnya Gunung Anak Krakatau yang disaksikan saat ini.

Gunung Anak Krakatau

flydime [CC BY 2.0 (https://creativecommons.org/licenses/by/2.0)]

Untuk pertama kalinya, Gunung Anak Krakatau muncul pada 1929 hingga kini. Pertumbuhannya pun terus berlangsung sehingga penaksiran percepatan pertumbuhannya rata-rata mencapai 4 meter per tahun. Hal tersebut terjadi bukan tanpa alasan. Jadi, aktivitas vulkanik yang begitu tinggi membuat material dari perut gunung terus bertumbuh pula. Tahun lalu, status gunung ini pun sempat mengalami peningkatan signifikan karena potensi tsunami. 

Status Gunung Anak Krakatau

Sepertinya Gunung Anak Krakatau masih terus menunjukkan potensi yang memicu bencana terulang kembali. Sejak 1992 silam, kawasan gunung ini kerap dikunjungi warga atau masyarakat yang penasaran. Adapun pertambahan tinggi dan volume gunung, nantinya gunung ini akan melebihi Gunung Rakata Danan dan Gunung Perbuwatan. Prediksi tersebut diramalkan pada 2020.

Jadi nantikan liburan menyenangkan dengan paket wisata terbaik di Tripcetera, ya! Untuk memudahkan mobilisasi selama berwisata, fitur lain Tripcetera adalah menyewa  kendaraan rental bersama dengan supirnya. Itu lho yang akan menjadikan liburan berkeliling kawasan destinasi wisata populer menjadi lebih berkesan dong!

Pantai Baron, Pantai Mercusuar Tujuan Wisata di Gunung Kidul

Pantai Baron

Yogyakarta memang surganya jalan-jalan. Selain terkenal dengan budaya yang kental dan kuliner yang menggoyang lidah, terdapat berbagai destinasi menarik yang wajib dikunjungi setidaknya sekali dalam seumur hidup. Panorama alam daerah istimewa ini diakui begitu istimewa oleh wisatawan lokal maupun internasional.

Salah satunya adalah Pantai Baron. Pantai ini berada di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul. Terletak sekitar 50 km dari pusat Kota Jogja, untuk menuju ke kawasan ini pun cukup mudah.  

Dari pusat kota, arahkan kendaraan ke Wonosari melalui jalur Piyungan. Selanjutnya, lanjutkan perjalanan menuju Playen hingga ke pertigaan kedua setelah Pasar Hargosari, kemudian belok kanan menuju Jalan Baron.

Pantai Baron Gunung Kidul

Jalan lurus hingga ke Karang Rejek dan saat tiba di Pertigaan Mulo, lurus lagi sampai ke Kemiri. Lalu, terus ke Kemandang sampai akhirnya tiba di tempat pemungutan retribusi Pantai Baron. Untuk memudahkan perjalananmu, segera pesan jasa rental mobil melalui tripcetera .

Kalau sudah tiba di pantai, apa saja yang bisa lakukan? Berikut ini adalah rangkuman daya tarik mempesona yang dimiliki Pantai Baron

1. Ditemukan oleh Bule asal Belanda

Disebut Pantai Baron, karena pantai ini pertama kali ditemukan oleh seorang bule berkebangsaan Belanda bernama Baron Skeber. Pada saat itu, ia berlabuh di pantai ini kemudian selanjutnya memimpin pemberontakan kepada kepada raja Mataram Islam.

Baca Juga : Wisata Kalibiru Jogja, Spot Selfie Terhits di Kulonprogo

Ia pun dikenal sebagai “bule sakti” karena pernah bertempur melawan Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram. Bahkan, pantai ini ditetapkan sebagai markas pertahanan Belanda pada tahun 1930. Ternyata, kondisi geografis pantai ini dipercayai menjadi alasan Baron memanfaatkan lokasi ini. Kabar yang beredar menyebutkan kalau ia menyukai keadaan pantai yang seperti teluk.

2. Pantai Berbentuk Teluk dengan Karang Hijau

Indahnya Panorama Pantai gunung kidul
Photo by Lia Kurniasari via Instagram

Seperti Baron, kamu juga pasti akan terhipnotis dengan panorama pantai ini. Merupakan sebuah teluk berbentuk huruf U, pantai Baron diapit oleh perbukitan karang dengan ditumbuhi pepohonan berwarna hijau. Keindahan tersebut juga dilengkapi dengan air laut berwarna biru kehijauan.

Pasir pantai berwarna kecoklatan pun dicumbu oleh ombak yang cukup bersahabat dibandingkan pantai lain yang berada di kawasan Gunung Kidul. Jadi, pengunjung pantai bisa lebih aman untuk berenang dan bermain air di Pantai Baron.

3. Aliran Sungai Bertemu Laut

Pantai Baron
Photo by Rifadfm via Instagram

Fenomena alam di Pantai Baron pasti mampu membuat pengunjung terpukau. Karena terdapat aliran sungai yang bermuara langsung ke laut. Tak ayal, warna air sungai yang hijau pun semakin indah berpadu dengan warna air laut yang kebiru-biruan.

Air sungai ini juga diketahui berasal dari dalam tanah, sehingga terasa segar dan tampak jernih. Pengunjung bisa berenang di sini, tetapi harus hati-hati karena kedalamannya dapat mencapai bahu orang dewasa. Jika ingin lebih aman, kamu cukup menyewa perahu untuk menikmati keindahan alam yang unik ini.

4. Kemah di Bukit Karang

Bukit Karang
Photo by Nova Aristianti via Instagram

Diapit dua bukit di sisi kanan dan kiri, Pantai Baron memiliki potensi ideal untuk menjadi lokasi berkemah. Hembusan semilir angin akan menambah suasana kemah jadi lebih menyenangkan. Untuk menuju perbukitan, kamu bisa menyusuri jalan setapak. Saat tiba dan mendirikan tenda, bukit karang yang hijau akan menuntaskan rasa lelah selama perjalanan.

5. Nikmati Keindahan dari Mercusuar

Pantai ini juga masih memiliki mercusuar yang masih berfungsi aktif. Kamu bisa ke sana untuk menikmati keindahan Pantai Baron dari ketinggian. Mulai dari bukit karst yang membentang di utara hingga samudera Hindia di sisi selatan.

Gugusan pantai indah di Gunung Kidul dapat dengan leluasa disaksikan dari puncak menara. Namun, pengunjung harus hati-hati agar tidak mengganggu lampu putar, baterai, dan panel surya di mercusuar ini.

6. Menyaksikan Senja di Baron Techno Park

Setelah berkunjung ke mercusuar, lanjutkan pengalaman asyik di pantai ini dengan menyaksikan senja di Baron Techno Park. Kawasan tersebut merupakan pembangkit listrik dan tenaga alam yang terletak di tebing sisi barat pantai.

Terdapat panel surya yang akan menambah pengetahuan terkait kelistrikan. Selain itu, ada pula jam matahari yang berfungsi untuk menunjukkan waktu sesuai dengan cahaya mentari. Pastinya, kamu bisa menyaksikan senja yang memikat dari tebing ini dengan cara yang anti mainstream.

7. Jelajah Gua Mistis

Sisi kanan pantai ini juga menyimpan gua-gua yang disakralkan oleh penduduk setempat. Menyusuri bukit dan menjelajahi gua mistis di daerah ini akan memberikan sensasi tersendiri.

Pengunjung akan menjumpai stalagtit dan stalagmit yang sudah memudar di gua horor tersebut. Tentunya akan menantang adrenalin karena suasana mistis sangat terasa. Tak mengherankan, gua ini ternyata sering dijadikan sebagai tempat bersemedi. Boleh nih, kalau kamu juga ingin merasakan ketenangan spiritual di sini.

8. Memancing Ikan di Kampung Nelayan

Kampung nelayan pantai baron
Photo by Husna Indika Putri via Instagram

Ikan di perairan pantai Baron cukup beragam, seperti ikan tenggiri, ikan kuwe gerong, dan ikan barakuda. Khusus ikan penghuni karang, mulai dari ikan kakap merah hingga ikan kerapu juga dapat ditemukan.

Karena itu, daerah ini juga menjadi kampung nelayan. Kalau sedang berada di Pantai Baron dan hobi memancing, kamu harus datang ke kawasan pemancingan agar merasakan langsung kesan terbaik memancing di Pantai Baron. Jadi, jangan lupa untuk membawa alat pancingan ya!

9. Wisata Kuliner Seafood

Belum lengkap rasanya jika ke pantai, tetapi tak mencoba hidangan laut. Di Pantai Baron, kamu bisa menyantap berbagai olahan seafood, di antaranya udang segar, nila, bawal, sup ikan lalap, dan cumi-cumi. Dijamin kamu tidak akan menyesal karena rasanya sangat menggoda dengan harga yang relatif terjangkau. Kamu bisa membeli udang 1 kilogram dengan kisaran harga Rp40.000, ikan cucut seharga Rp20.000, dan cumi-cumi yang dijual berkisar Rp30.0000.

10. Lokasi Pantai Baron

Pantai Baron. Rejosari, Kemadang, Kec. Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Bagaimana? Makin tertarik untuk menjelajahi Pantai Baron dengan beragam pesonanya.

Kalau berminat, buruan amankan Hotel Murah ke Yogyakarta dengan memesan di situs travel terbaik, Tripcetera.

Gunung Padang, Situs Megalitikum Terbesar Asia Tenggara

Gunung Padang

Salah satu kawasan yang selalu menyisakan misteri adalah gunung. Indonesia mempunyai banyak sekali gunung yang di keramatkan oleh penduduk sekitar, salah satunya adalah Gunung Padang. Gunung yang berada dalam wilayah geografis Cianjur, Jawa Barat ini menyimpan rahasia yang banyak orang belum ketahui.

Kalau kamu tertarik untuk menelusuri Gunung Padang, kamu memerlukan waktu selama 30 menit berkendara dari pusat kota Kabupaten Cianjur. Letaknya sekira 20 kilometer dan tepat berlokasi di perbatasan Dusun Gunung padang dan Panggulan, Desa Karyamukti di Kecamatan Cempaka Kabupaten Cianjur.

10 Fakta Gunung Padang Cianjur

Tapi sebelum memulai penjelajahan, sebaiknya kamu tahu fakta-fakta menarik dan unik terkait Gunung Padang. Berikut Tim Tripcetera merangkum spesial untuk kamu, ya.

1. Situs Megalitikum Terbesar di Asia Tenggara

Gunung padang
Photo by @ocepic_life edited by @xbintangxx via Instagram

Situs Gunung Padang diketahui sebagai situs peninggalan peradaban megalitikum terbesar yang pernah ditemukan di Asia Tenggara. Tak tanggung-tanggung, luas situs ini mencakup hingga 900 meter dengan bentuk bangunan bertingkat-tingkat atau berundak. Dari waktu ke waktu, semakin banyak pula peninggalan sejarah ditemukan di sekitar kawasan Gunung Padang. Makanya area ini semakin dipercaya sebagai salah satu peradaban yang kelak dapat menjadi situs terbesar di dunia.

2. Terdapat Bangunan Raksasa yang Masih Terpendam

bangunan raksasa situs megalitikum
Photo by @agielsaputraa via Instagram

Sudah tidak asing lagi dengan peninggalan Buddha terbesar dunia, Candi Borobudur? Ternyata, pada awal penemuannya hanya tampak seperti bukit yang dipenuhi dengan bebatuan dan berukir. Barulah pada tahun 1814, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles menginstruksikan pembersihan dan melakukan penggalian di bukit tersebut. Makanya, bangunan Borobudur dapat kelihatan seluruhnya hingga saat ini.

Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti Gunung Padang pun berspekulasi kalau situs megalitikum ini memiliki bangunan terpendam yang berukuran sangat besar. Bahkan, peneliti prasejarah dari Universitas Indonesia, Dr. Ali Akbar menyebutkan bangunan tersebut dapat berukuran tiga kali lebih besar dari Borobudur.

3. Berusia Lebih Tua dari Piramida Giza

Secara ilmiah, situs Gunung ini diyakini berusia lebih tua dari Piramida Giza di Mesir. Anggapan tersebut berdasarkan uji data Laboratorium Batan Indonesia dan Laboratorium Beta Analytic Miami. Hasil pengujian menunjukkan kalau material paleosoil kedalaman 4 meter pada coring bor 1 berusia 5500 +130 tahun yang lalu. Bahkan, pengujian juga menunjukkan kalau material pasir di kedalaman 8-10 meter pada lokasi coring bor 2 berusia 11000 + 150 tahun.

4. Dikelilingi Oleh Lima Bukit, Lima Sungai, dan Lima Gunung.

di kelilingi bukit
Photo by @moyy05_ via Instagram

Seolah-olah menjadi titik pusat, kawasan ini dikelilingi sekaligus oleh lima bukit, yaitu Bukit Karuhun, Bukit Emped, Bukit Malati, Bukit Malang, dan Bukit Batu. Tak hanya itu, situs Gunung Padang juga dikelilingi oleh Sungai Cipanggulaan, Cikuta, Ciwangun, Bukit Malang, dan Cimanggu. Menambah keistimewaan Gunung Padang, terdapat pula lima gunung yang tegak lurus dan sejajar. Di antaranya adalah Gunung Pasir Pogor, Gunung Cikencana, Gunung Pangrango, Gunung Gede, dan Gunung Batu.

5. Keberadaan Gunung Padang diakui pada tahun 1914

Pada mulanya, Gunung Padang masih belum terdeteksi oleh publik. Sejarah Gunung Padang baru bermula saat Rapporten van de Oudheidkundige (ROD) atau Buletin Dinas Kepurbakalaan mencatat eksistensi situs megalitikum ini pada tahun 1914. Selanjutnya, sejarawan asal Belanda juga sempat menyebutkan keberadaan situs bersejarah ini pada tahun 1949. Riset mengenai Gunung Padang kemudian dilakukan sejak tahun 1979 yang hingga saat ini masih menyisakan banyak tanda tanya.

6. Tempat Ibadah Umat Hindu

umat hindu
Photo by @galanginoy via Instagram

Situs Gunung Padang diyakini kalau dulunya menjadi tempat awal masuknya ajaran animisme dan dinamisme dalam agama Hindu. Makanya kawasan ini dipenuhi dengan batu-batuan yang dipercaya menjadi medium dalam memuja dewa tertentu.

7. Selain Tempat Pemujaan, Gunung Padang Juga Menjadi Tempat Bermusik

Selain diperkirakan sebagai tempat pemujaan bagi masyarakat sekitar pada 2.000 tahun sebelum Masehi, Gunung Padang ternyata juga menjadi lokasi aktivitas hiburan. Prediksi tersebut didasari oleh hasil penelitian Rolan Mauludy dan Hokky Situngkir yang menunjukkan adanya pelibatan musik dalam batu balok. Situs ini memang memiliki bebatuan yang tersebar sejak periode peninggalan megalitikum.

8. Susunan Batu-Batu Dibangun pada Masa yang Berbeda

gunung padang megalith
Photo by @naufalhikmat via Instagram

Pengeboran di kawasan Situs Gunung Padang kerap dilakukan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri. Tim yang dibentuk pada 2012 tersebut mengebor untuk membuktikan keberadaan bangunan dan ruang bawah tanah di kedalaman 4-5 meter. Namun, hasil pengeboran mengungkap bahwa situs ini ternyata tidak dibangun dalam satu masa saja, melainkan melibatkan berbagai kebudayaan.

9. Batuan Segi Lima di Gunung Padang

Keunikan situs megalitikum Gunung Padang juga tampak dari bentuk bebatuannya yang sebagian besar berbentuk segi lima. Bahkan, sekitar 95 persen batu yang ada di kawasan ini berbentuk pentagon. Hingga kini, asal muasal batu tersebut masih menjadi teka-teki antara buatan tangan manusia atau pahatan alam.

10. Semen Purba Jadi Perekat Bebatuan di Gunung Padang

Keberadaan situs megalitikum terbesar asia tenggara ini sekaligus menjadi penanda majunya peradaban pada masa lalu tersebut. Teknologi yang digunakan untuk merekatkan batu-batuannya tergolong mutakhir dengan temuan semen purba sebagai bahan perekat. Semen purba tersebut berbahan campuran tanah liat, besi, dan silika. Kandungan besi pada semen purba di Gunung ini hingga 45 persen, padahal temuan peninggalan sejarah lainnya hanya sekitar 3-4 persen. Artinya, pembuat situs Gunung Padang sudah merancang sistem arsitektur yang terbilang maju karena memahami peran besi dalam merekatkan batu.

Itulah beberapa hal penting yang harus kamu ketahui tentang Gunung Padang. Jadi makin terkesima dan tidak sabar untuk segera ke situs megalitikum ini? Yuk buruan liburan ke jawa barat dengan pesan hotel murah terbaik hanya di tripcetera.com

Gunung Patah – Pendakian Penuh Misteri ke Puncak Bengkulu

Gunung Patah

Barangkali tak banyak yang tahu kalau Bengkulu memiliki gunung yang masih diliputi dengan banyak misteri. Kebanyakan mungkin lebih kenal Gunung Berapi Bukit Kaba yang terletak di Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong. Gunung yang kerap menjadi wahana pendakian bagi pencinta alam tersebut memiliki ketinggian sekitar 1.938 meter di atas permukaan laut.

Namun, kamu tidak boleh mengabaikan gunung tertinggi yang ada di Bumi Raflessia. Gunung tersebut adalah Gunung Patah dengan tinggi 2.817 meter di atas permukaan laut. Tak kalah dengan Bukit Kaba, gunung yang berada di garis perbatasan Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan menarik untuk ditelusuri. Apalagi lokasinya tepat di dalam kawasan hutan lindung Raje Mendare yang merupakan sumber mata air bagi dua provinsi.

Fakta dan Mitos Gunung Patah

1. Gunung Perawan yang Sulit Didaki

Puncak Gunung Patah
Photo by @kpa_summitadventure_pbm via Instagram

Masih belum banyak yang berhasil mendaki karena sulitnya akses ke Gunung Patah. Makanya banyak yang menyebut kawasan ini sebagai gunung perawan. Sejumlah pendakian kerap dilakukan untuk sekadar berburu. Sejumlah penduduk setempat juga seringkali ke kawasan ini untuk mencari kayu. Tapi bukan berarti tidak ada yang sukses mencapai puncak. Pendakian hingga ke puncak tertinggi sempat dilakukan pada Maret 2017 lalu. Berbagai komunitas pencinta alam dan pendaki gunung juga mulai menaklukkan kawasan misterius ini.

2. Butuh Sepekan untuk Pendakian

Bagi kamu yang senang menantang adrenalin, Gunung Patah adalah medan pertarungan yang sangat cocok untuk dirimu. Hal ini dikarenakan, gunung ini perlu perjuangan ekstra untuk ditaklukkan. Terdapat tiga puncak utama pada Gunung Patah. Puncak tersebut adalah Puncak Danau setinggi 2.550 mdpl, Puncak Kawah pada ketinggian 2.650 mdpl dan Puncak Gunung Patah pada ketinggian 2.817 mdpl.

Menuju ke lokasi terdekat Gunung Patah, kamu harus menempuh perjalanan darat selama enam hingga tujuh jam perjalanan dari pusat Kota Bengkulu. Titik terdekat tersebut berlokasi di Kecamatan Padang Guci Hulu, Kabupaten Kaur.

Perjalanan akan berawal dari Desa Manau Sembilan dengan menyusuri sungai Padang Guci dan Sungai Cawang yang berada pada ketinggian 2.550 mdpl. Kemudian, kamu pun harus menyusuri lembah-lembah danau menuju arah timur laut. Di ketinggian 2.600 mdpl, kamu pun akan menjumpai anak sungai yang mulai menguarkan bau belerang. Totalnya, pendaki membutuhkan waktu selama sepekan untuk tiba di puncak tertingginya.

3. Kaya dengan Flora dan Fauna Khas

Flora fauna khas gunung patah
Photo by @fjrp17 via Instagram

Kawasan Gunung Patah juga dilimpahi dengan vegetasi tinggi dan satwa liar yang endemik. Saat menjelajah ke kawasan ini, kamu akan menemukan semak cantigi gunung atau pohon panjang umur di ketinggian 2.650 mdpl. Sebagian besar lokasinya berada di sisi barat jalur. Selain itu, tumbuhan kantung semar, anggrek hutan, dan edelweiss pun bisa disaksikan di Gunung Patah. Bahkan, tumbuhan khas Bengkulu yaitu bunga Raflessia Arnoldi juga tumbuh di sini.

Vegetasi yang sangat rapat di kaki gunung menjadi habitat yang pas bagi pohon rotan manau. Tak hanya itu, terdapat dua sungai besar dalam trek pendakian, yaitu Sungai Padangguci dan Sungai Cawang Kidau. Sehingga, pecat dan tawon tidak jarang bisa ditemui saat mendaki.

Gunung ini memang tak hanya kaya akan flora. Satwa liar  di Gunung Patah juga tak kalah beragam, lho. Sejumlah pendaki menyaksikan adanya beberapa spesies mamalia, seperti owa, siamang, rusa, beruang madu, dan macan tutul. Jadi, tetap waspada selama melakukan pendakian, ya.

4. Pesona Kawah dan Danau

kawah danau puncak gunung patah
Photo by @kpbopkl via Instagram

Puncak Gunung Patah memiliki kawah dan danau yang memikat. Kalau ingin menikmati kawah kaldera, pendaki bisa menuju ke Puncak Kawah yang berada di sisi barat gunung. Sementara itu, sisi selatan ini gunung ini memiliki kawah yang memiliki air sehingga mirip seperti danau. Nama kawasan ini bahkan disebut dengan Danau Tumutan Tujuh. Kalau pendaki ingin menuju ke puncak tertinggi, maka harus memutari bibir kawah terlebih dahulu. Kawah tersebut seluas 2 hektar dan masih mengepulkan asap. Pengalaman ini pasti akan selalu dikenang, deh.

5. Mitos Suku Manusia Pendek

Seperti gunung pada umumnya di Sumatera dan di Indonesia, Gunung Patah juga memiliki cerita turun-temurun yang dipercaya sebagai mitos. Sejumlah masyarakat setempat pun masih memercayai mitos kalau Gunung Patah menjadi habitat bagi suku unik. Suku tersebut disebut “sindai” atau gugu” dengan karakteristik yaitu memiliki tubuh pendek. Kebenarannya pun masih menjadi misteri dan tanda tanya sampai sekarang.

6. Hutan Lindung dengan Candi Terbesar di Dunia

hutan lindung dan candi terbesar
Photo by @savetiar_ragazzi via Instagram

Berada di kawasan Hutan Lindung Raje Mendare, gunung ini terbentang dalam area Provinsi Bengkulu dengan Provinsi Sumatera Selatan. Dulunya, kawasan ini masuk ke dalam daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Sejumlah ahli sejarah pun menyebutkan kalau peninggalan kerajaan berupa candi terbesar di dunia berada di sini. Tapi belum ada yang benar-benar menemukan adanya jejak tersebut secara dengan bukti otentik. Mungkin kamu perlu ke sini dan buktikan sendiri, ya?

Tertarik untuk menaklukkan Gunung Patah? Pertama kamu harus booking tiket pesawat untuk terbang ke bengkulu di tripcetera, kamu juga bisa memesan hotel murah untuk menginap sebelum melakukan pendakian yang panjang dan melelahkan.

Selamat Menaklukkan Gunung Patah !

10 Mitos Gunung Sindoro (Paling Seram) Masih Menjadi Misteri

Mitos Gunung Sindoro

Hampir sebagian besar gunung diyakini sebagai tempat mistis dan menjadi lokasi beragam kejadian gaib dan misterius. Tidak terkecuali, Gunung Sindoro yang merupakan gunung api aktif tertinggi di Pulau Jawa. Gunung yang juga disebut Gunung Sindara atau Sundoro ini memiliki ketinggian mencapai 3.150 meter di atas permukaan laut. Hal itulah yang menjadikan Sindoro sebagai pilihan ideal bagi pendaki yang mencintai tantangan.

Namun bukan hanya tantangan ketinggian Gunung Sindoro yang harus kamu taklukkan. Soalnya Sindoro menyimpan banyak mitos dan misteri yang tersembunyi. Jadi sebelum kamu memutuskan untuk mendaki gunung yang berada di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ini, sebaiknya perhatikan ulasan berikut, ya.

1. Legenda Gunung Sindoro

legenda gunung sindoro
Gambar oleh かねのり 三浦 dari Pixabay

Konon, legenda setempat menyebutkan hiduplah keluarga dengan dua anak kembar. Meski dilahirkan kembar, putra-putra tersebut memiliki karakter yang bertolak belakang 180 derajat. Salah satunya berkepribadian sopan, santun, dan bijaksana, sedangkan putra lainnya justru nakal dan suka membuat masalah.

Semakin tumbuh dewasa, kedua anak tersebut selalu bertengkar hingga membuat ayahnya tak tahan lagi menahan amarah. Karena sudah di ambang batas kesabaran, sang ayah kemudian menghukum anaknya yang nakal hingga bibirnya robek atau sumbing. Sementara itu, anak lainnya disebut Sindoro yang berasal dari kata ndoro berarti memiliki kepribadian bijaksana dan santun. Hingga kini, kedua anak tersebut dikaitkan dengan Gunung Sindoro yang bersebelahan persis dengan Gunung Sumbing.

2. Dihuni Jin Baik dan Dijaga Bidadari

Penghuni gunung sindoro
Photo by @ayuseptiaaa via Instagram

Salah satu mitos paling sering dibicarakan tentang Gunung Sindoro adalah tempat yang dihuni oleh makhluk halus. Tapi jangan khawatir karena jin yang ada di sini dipercayai adalah jin baik. Karena itu, makhluk tak kasat mata ini pasti akan benci dengan pendaki yang suka melakukan perbuatan maksiat di kawasan gunung.

3. Bunga Edelweis Wangi Semerbak Karena Bidadari

Selain jin baik tersebut, Sindoro juga memiliki keistimewaan tersendiri dengan Bunga Edelweis yang disebut-sebut paling harum di antara semua gunung di Indonesia. Katanya sih karena gunung ini dijaga oleh bidadari sehingga mampu menjaga wangi Edelweis tetap semerbak hingga bertahun-tahun. Jadi makin penasaran untuk mencium langsung bunga abadi ini di Sindoro? Tapi jangan sampai dicabut dan merusak pemandangan natural yang indah, ya.

4. Maksiat Sebabkan Gunung Meletus

Gunung Sindoro sempat diduga meletus karena perbuatan maksiat yang begitu marak. Jin baik yang menghuni gunung pun merasa kesal atas tindakan-tindakan tersebut. Karena itu, mereka pun berdoa agar pendaki gunung diberi azab berupa gunning meletus. Makanya, kamu harus tetap menjaga sopan santun saat mendaki area pendakian, ya.

5. Pernah Jadi Pusat Peradaban Mataram Kuno

Misteri yang tak kalah menarik adalah anggapan bahwa Gunung Sindoro merupakan pusat peradaban Mataram Kuno. Sayangnya, letusan gunung menyebabkan peradaban tersebut harus luluh lantak. Kesimpulan tersebut dipercayai oleh sejumlah ahli sejarah atas adanya berbagai situs kuno di Temanggung dan Wonosobo. Kamu pun dapat menyaksikan beragam artefak sejarah yang diyakini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

6. Pedhut, Kabut Hitam Bikin Pendaki Tersesat

kabut hitam gunung sindoro
Photo by @dhenda_rp via Instagram

Kalau biasanya daerah pegunungan diselimuti kabut putih, maka beda halnya dengan Gunung Sindoro. Memang hampir setiap hari kabut putih menyelimuti puncak dan badan Gunung Sindoro. Meski demikian, ada pula kabut hitam yang disebut dengan “pedhut”. Naasnya, kabut hitam yang sering muncul tiba-tiba di kawasan puncak gunung tersebut kerap menuntun pendaki ke jalan sesat. Jadi harus benar-benar waspada saat tiba-tiba berhadapan dengan kabut hitam, ya.

7. Jangan Melamun saat Mendaki Sindoro

pendakian gunung sindoro
Photo by @tiaramuliar_ via Instagram

Bukan hanya kabut hitam, melamun saat mendaki pun bisa bikin kamu tersesat di Gunung Sindoro, lho. Makanya melamun merupakan aktivitas yang dilarang keras saat berada di kawasan ini. Kehidupan dunia dalam dimensi lain menjadi penyebabnnya. Soalnya kalau kamu melamun, hal itu dapat memberikan kesempatan bagi makhluk halus untuk mengganggu kesadaran. Beberapa pengakuan penyintasnya menyebutkan pengalaman-pengalaman ekstrim, seperti seolah sedang melayang di udara, dibawa ke bibir jurang dan jatuh, dan menelusuri pelosok hutan hingga tersesat.

8. Pasar Gaib di Puncak Sindoro

pasar gaib di gunung sindoro
Photo by Hamzah Hanafi on Unsplash

Lapangan datar di puncak Gunung Sindoro merupakan spot yang harus kamu waspadai. Lapangan yang kerap dijadikan basecamp terakhir pendaki untuk menginap di puncak Sindoro ini ternyata menyimpan misteri mencekam. Sejumlah pendaki kerap menyaksikan adanya pengalaman-pengalaman gaib berupa aktivitas pasar tradisional di alun-alun puncak Sindoro ini. Karena itulah, spot ini dikenal sebagai pasar gaib atau pasar setan. Ngeri, kan? Tapi ada juga yang sengaja berkunjung ke sini untuk adu nyali dan keberanian, lho.

9. Cahaya matahari terbelah di langit Sindoro

langit gunung sindoro
Photo by @vionabrilian via Instagram

Langit di Gunung Sindoro pernah menampilkan pertunjukan unik dan menawan berupa cahaya matahari yang terbelah. Ternyata kejadian itu dikarenakan menjulangnya Gunung Sindoro sehingga menghalangi dan membagi cahaya matahari yang persis berada di belakangnya menjadi dua bagian. Terlihat dari samping, Sindoro pun semakin tampak jelas seolah-olah membelah cahaya matahari.

Baca Juga : Gunung Guntur: Spot Sunrise Terbaik di Tanah Pasundan

10. Sindoro adalah pusat energi feminitas tanah Jawa

pusat energi feminitas tanah jawa
Photo by @putriasyn via Instagram

Seperti Yin dan Yang, kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dipercaya merupakan pusat energi yang saling berlawanan. Sindoro disebut sebagai pusat energi feminitas, sebaliknya kembarannya merupakan pusat maskulinitas yang bersifat panas. Kehadiran kedua pusat energi ini diyakini berperan penting dalam menjaga keseimbangan alam tanah Pulau Jawa, lho.Nah, itulah sejumlah hal-hal yang perlu kamu ketahui sebelum mendaki ke Gunung Sindoro, ya.

Dapatkan paket wisata menarik yang ditawarkan Tripcetera, selengkapnya! Selamat menikmati pengalaman liburan yang tak terlupakan seumur hidup!

Gunung Guntur, Pendakian Penuh Adrenalin ke Puncak Pasundan

Gunung Guntur

Kalau mendengar nama Garut, biasanya yang langsung terlintas dalam benak adalah kuliner khasnya, yaitu dodol garut. Namun, ternyata salah satu kabupaten di Jawa Barat ini memiliki pilihan destinasi wisata yang beragam. Mulai dari wisata adat, pantai, hingga gunung dapat kamu telusuri di kawasan ini.

Bagi penantang adrenalin, kamu bisa melakukan pendakian ke Gunung Guntur karena memiliki keistimewaan dibanding gunung lainnya. Memang, gunung ini dikelilingi oleh sejumlah gunung lainnya, seperti  Gunung, Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Masigit, dan Gunung Parupuyan. Namun keistimewaan berikut akan membuatmu jadi lebih tertarik untuk segera mendaki Gunung Guntur.

Spot terbaik untuk menyaksikan matahari terbit

Gunung guntur garut
credit image : inews

Kalau ingin menemukan titik terbaik untuk menikmati momen sunrise di Tanah Pasundan, Gunung Guntur wajib menjadi pilihan. Pendaki biasanya sengaja mengagendakan waktu kunjungan agar tiba di puncak sebelum pagi hari. Sebab, kamu bisa menyaksikan pemandangan matahari terbit dengan kemilau sinarnya yang menawan. Seiring mentari yang terus meninggi, keindahan gunung ini pun tak berkurang sedikit pun. Jadi bikin bersyukur deh karena masih diberikan kesempatan untuk menikmati mahakarya Tuhan yang begitu memikat.

Miniatur Gunung Semeru

Gunung Guntur
Photo by @___gumilar via Instagram

Gunung ini disebut sebagai miniatur Gunung Semeru karena memiliki kesamaan karakteristik. Soalnya kedua gunung ini memiliki tanjakan berupa pasir, kerikil, dan bebatuan saat mencapai puncaknya. Karakteristik tanah tersebut pun menjadikan medan pendakian Gunung Guntur cukup menantang karena tergolong rentang mengalami longsor saat dipijak. Makanya, pendaki harus sangat hati-hati agar tidak mengalami hal berbahaya. Sebaiknya kamu memakai sepatu gunung, bukan sandal gunung, supaya bisa beradaptasi dengan baik dengan kondisi jalur pendakian.

Area camping yang luas

area camping gunung guntur
credit image : backpacker jakarta

Camping di Gunung Guntur merupakan aktivitas yang tidak pernah dilewatkan oleh pendaki. Apalagi, gunung ini menawarkan area pendirian tenda yang cukup luas. Sayangnya, kamu harus pintar-pintar dalam memasak tenda. Sebabnya, tanah yang berbatu menjadi penghalang untuk menemukan lokasi yang pas. Kalau kehabisan lahan kosong, pendaki pun harus mendirikan tendanya di atas area yang cukup miring.

Memiliki dua kawah

Kaldera di Gunung Guntur merupakan salah satu atraksi yang paling menarik untuk dikunjungi. Hasil letusan dahsyat tersebut menawarkan pemandangan indah selama pendakian. Menariknya, kamu bisa menyaksikan dua kaldera besar dan dalam tersebut. Kawah pertama, yaitu Kaldera Pangkalan berada di sebelah timur. Sebaliknya, kawah kedua, yaitu Kaldera Gandapura berada di sebelah barat gunung. Panorama jejak sejarah vulkanis tersebut pastinya bikin pengalamanmu mendaki di sini jadi lebih berkesan, deh!

Terdapat empat puncak dengan karakter berbeda

Gunung Guntur menyuguhkan empat puncak untuk ditaklukkan dengan karakteristiknya masing-masing. Puncak pertama, Puncak Guntur merupakan puncak dengan padang savana yang kerap dijadikan sebagai lokasi perkemahan. Dari sini, pendaki bisa menyaksikan momen sunrise secara sempurna dengan background panorama Kota Garut, Gunung Cikuray, dan Gunung Papandayan. Selain itu, kawah yang luas juga berada di puncak ini. Untuk pengalaman tak terlupakan lainnya, kamu dapat menemukan babi hutan liar sebagai objek fotografi. Tapi, hati-hati ya, jangan simpan barang di luar tenda kalau tidak mau diganggu oleh hewan tersebut.

Kemudian di puncak kedua, yaitu Puncak Kabuyutan memiliki tugu GPS dari ahli vulkanologi. Pemandangannya pun tak kalah menawan. Kamu bisa melihat aktivitas perkemahan di Puncak Guntur serta kawahnya dari posisi yang lebih tinggi. Tanah di puncak ini pun mengandung belerang sehingga terasa panas. Asap yang dikeluarkan dari dalam tanah bisa dijadikan sebagai medan untuk menghangatkan badan.

Selanjutnya, Puncak 3, yaitu Puncak Parupuyan dan Puncak 4, yaitu Puncak Masigit tidak memiliki tugu tertentu. Namun kedua puncak yang berada di sebelah timur ini memiliki panorama yang tak kalah indahnya, lho.

Padang savana yang memikat

Keistimewaan Gunung Guntur juga terletak pada kawasan padang savana. Spot ini termasuk paling instagramable karena ditumbuhi savana cantik. Tenaga yang terkuras habis selama pendakian pun terasa diisi ulang dengan keindahan ilalang di padang savana ini.

Habitat alami tanaman langka

Keanekaragaman hayati di gunung ini pun terbilang cukup tinggi. Pendaki dapat menjumpai tanaman pinus, cantigi dan beberapa tanaman edelweiss. Bahkan, tanaman langka insektivora, kantong semar (Genus Nephentes) pun bisa disaksikan saat mendaki Gunung Guntur. Untuk satwanya, gunung ini merupakan habitat bagi hewan liar, seperti babi hutan, ular, harimau dan macan kumbang. Jadi,tetap waspada, ya!

Mata air dan air terjun yang segar

Air Terjun gunung guntur
Photo by @ekajalaludinalzaeni via Instagram

Sumber air di Gunung Guntur cukup melimpah hingga di pos 3 atau area perkemahan. Terdapat aliran sungai yang jernih yang dapat dijadikan stok hingga tiba di puncak. Tak hanya itu, pendaki dapat menikmati keeksotisan air terjun Curug Citiis dengan airnya yang sejuk. Kamu bisa mandi ataupun mengambil air sebagai bahan perbekalan menuju puncak gunung, ya!

Menyaksikan keindahan kota Garut dari ketinggian

Jangan salah, ya, keindahan Gunung Guntur tak hanya terpancar saat pagi, siang atau sore hari saja. Pemandangan gunung ini tetap bisa dinikmati kalau malam tiba. Kamu bisa memandang kerlap-kerlip bintang atau menyaksikan galaksi Bima Sakti. Pemandangan Kota Garut dari pancaran lampu juga terlihat jelas dari ketinggian puncak Gunung Guntur.

Baca juga : 10 Hotel Unik di Bandung Paling Instagramable

Pastinya kamu tidak akan rugi deh kalau mendaki Gunung Guntur ini. Siapkan segala hal sebelum mendaki, mulai dari kondisi fisik, mental, dan alat pendakian. Dapatkan pula tiket pesawat murah melalui tripcetera untuk memulai perjalananmu menuju destinasi liburan, ya!

Pantai Gunung Payung, Menikmati Secret Beach Bali yang Mempesona

Pantai Gunung Payung

Pulau Bali memang surganya pantai-pantai eksotis. Rasanya belum lengkap ke Bali kalau tidak menikmati serunya jalan-jalan ke pantai. Wisatawan biasanya datang ke pantai yang sangat populer, seperti Pantai Kuta, Sanur, dan Seminyak. Namun, ternyata Pulau Dewata masih menawarkan pengalaman ke pantai yang anti mainstream.

Di antara pantai yang belum terlalu dijamah oleh turis adalah Pantai Gunung Payung. Karena belum banyak yang mengetahui eksistensinya, pantai ini masih sepi dan memang berada dalam lokasi cukup tersembunyi. Bagi yang senang dengan objek wisata yang bisa memberikan ketenangan dan kedamaian, Pantai Gunung Payung bisa menjadi alternatif yang menarik.

Berada di Kuta Selatan

Credit Image : @camille_daydreamers on Instagram

Surga tersembunyi ini berlokasi di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Untuk menuju ke kawasan ini, wisatawan hanya perlu waktu tempuh selama sekitar 45 menit dari Kuta atau Seminyak. Tiba di Pantai Gunung Payung, kamu akan menemukan keindahan penuh pesona dengan hamparan pasir putih. Pemandangan ini tak kalah alami dan menawan dari pantai-pantai lainnya di Bali. Jadi, jangan hanya menyia-nyiakan waktu di pantai yang sudah dikenal banyak wisatawan, ya. Sekali-kali, kunjungilah destinasi yang masih asing di telinga, tetapi bakal mengejutkan saking indahnya.

Pemandangan Eksotis Menghadap Samudera Hindia

pantai gunung payung
Credit Image : @sumatragoddess on Instagram

Seperti disebutkan sebelumnya, pantai ini terletak di kawasan Bali Selatan. Tak ayal, Pantai Gunung Payung menghadap langsung ke Samudera Hindia. Saat berada di sini, wisatawan akan menyaksikan pemandangan eksotis dengan hamparan pasir putih bersih. Tak hanya itu, deburan ombak di pantai ini juga memberikan kesan menentramkan perasaan. 

Apalagi, untuk memasuki kawasan bibir pantai, wisatawan harus menuruni sejumlah anak tangga terlebih dahulu. Memang cukup menguras tenaga, tetapi tidak usah cemas karena suguhan pemandangan akan mengalihkan rasa lelah. Tetap berhati-hati, ya, karena jalanannya berupa bebatuan alami dan berkelok-kelok.

Bersantai di Kursi Pantai dan Ayunan Kayu

Destinasi wisata di Pantai Gunung Payung benar-benar ideal untuk bersantai. Terdapat dua pilihan wahana yang berada di bibir pantai. Yaitu kursi pantai beserta payung dan ayunan kayu. Kursi pantai dapat disewa hingga puas dengan harga cukup terjangkau. Hanya Rp20.000, kursi pantai bisa menjadi spot untuk rehat menikmati pesona pantai. Bagi yang membawa anak kecil, ayunan kayu di pantai ini akan menjadi atraksi yang tak kalah mengasyikkan.

Asal-usul dari Kawasan Sakral

teater pantai gunung payung
Credit : @topasperdana on Instagram

Nama Pantai Gunung Payung bukan sembarang label. Penamaan kawasan ini berasal dari tempat suci agama Hindu yang menjadi kepercayaan mayoritas bagi penduduk setempat. Tak jauh dari bibir pantai, wisatawan dapat mengunjungi Pura Dhang Khayangan Gunung Payung. Persisnya, pura tersebut dibangun di bagian tebing-tebing tinggi yang semakin menonjolkan daya pikat Pantai Gunung Payung. Tak hanya itu, pantai ini pun dikelilingi hutan yang dipercayai menjadi rumah bagi kera. Hewan primata tersebut merupakan hewan yang dianggap sakral atau suci oleh masyarakat Bali.

Bisa Bermain Paralayang 

Bali Paralayang
Credit Image : @timbisparaglidingbali on Instagram

Aktivitas di Pantai Gunung Payung tidak sebatas bermain air di pantai saja. Kamu pun bisa bermain olahraga paralayang dan paragliding yang disewakan oleh pihak pengelola pantai. Kalau tertarik dengan aktivitas menantang ini, kamu cukup mendaftarkan diri dan siap didampingi oleh profesional. Jadi tidak usah khawatir karena fasilitas ini cukup aman. Ahli yang mendampingi akan membantumu mendarat dengan mulus.

Spot Selancar Seru

spot selancar gunung payung
Credit : @yopie.riski on Instagram

Kamu termasuk orang yang gemar dengan aktivitas berselancar? Nah, Pantai Gunung Payung memiliki ombak yang cukup aman. Bagi peselancar pemula, pantai ini dapat dijadikan pilihan untuk meningkatkan keahlian surfing. Berada di kawasan pantai, kamu akan menemukan peselancar lain menjajal ombak dengan papan selancarnya.

Rebahan di Hamparan Pasir Putih

pasir putih pantai gunung payung
Credit Image : @auditama on Instagram

Lelah dengan bermain air? Atau memang cuma ingin bersantai di tepi pantai? Kamu tidak salah tempat. Pantai Gunung Payung merupakan destinasi menarik untuk rebahan di atas hamparan pasir putih. Apalagi karena lokasinya yang cukup jauh dari hiruk pikuk keramaian, pantai ini adalah tempat yang sangat cocok bagi yang ingin menyepi menikmati keindahan

Spot Instagramable dan Sunset Menawan

Siapa yang mengelak kalau pantai ini merupakan destinasi wisata dengan berbagai spot instagramable? Pemandangan pasir putih, jernihnya air laut, dan tebing-tebing tinggi akan memperindah foto selama berlibur di sini. Tak hanya itu, cerukan batu karang berbentuk alami seperti gua juga semakin menambah daftar spot instagramable di Pantai Gunung Payung. Ingin mendapatkan foto siluet yang menawan. Tinggallah hingga waktu menjelang matahari terbenam. Keindahan senja dapat dibekukan dalam foto siluet. 

Tarif Masuk Terjangkau

Dengan berbagai kelebihan yang dapat kamu rasakan di Pantai Gunung Payung, tarif masuk ke objek wisata ini juga cukup ramah di kantong. Soalnya, tiket masuk dapat dibayar dengan Rp4.000 per orang saja. Selain itu, kamu cukup membayar Rp2.000 untuk biaya parkir mobil dan Rp5.000 untuk biaya parkir mobil. Sangat murah, kan?

Rute Menuju Pantai Gunung Payung

Credit Image : @kliqtravel on Instagram

Kalau perjalanan dimulai dari Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, arahkan kendaraan menuju Jalan By Pass Ngurah Rai menuju ke arah selatan. Selanjutnya, jalan lurus hingga melewati Universitas Udayana menuju ke Jalan Goa Gong. Tiba di situ, belok kirilah ke Jalan Dharmawangsa. Di pertigaan Warung 86 Banyuwangi, tetap lurus ke Jalan Gunung Payung. Jalan tersebut akan membawamu ke kawasan Pantai Gunung Payung. 

Meski dibutuhkan usaha ekstra untuk mencapai pantai tersembunyi ini, percayalah perjalanan tersebut akan terbayar tuntas dengan panorama alam dan aktivitas menyenangkan di Pantai Gunung Payung.

Apa lagi yang kamu tunggu? Buruan amankan tiket pesawat murah ke Bali dengan promo dari Tripcetera. Perjalanan berkeliling Bali pun bisa lebih mudah dengan rental mobil murah di bali lewat Tripcetera. Selamat berpetualang di Pulau Seribu Pura!